TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar melakukan pelaksanaan groundbreaking pembangunan Gedung Pusat Layanan Informasi Pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya Tangerang, Banten, Kamis, 17 Juli 2025.
Dalam kegiatan tersebut Menteri Agama didampingi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi.
Dalam sambutannya, Menteri Agama menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas dimulainya pembangunan gedung yang diharapkan akan menjadi sarana peningkatan kualitas pendidikan dan pemahaman keagamaan umat Buddha di Indonesia.
Baca Juga: Disdikbud Tangsel Telusuri Dugaan Pungutan Rp1 Juta di SDN Ciledug Barat
“Saya Menteri Agama Republik Indonesia menyatakan sangat gembira karena hari ini kita memulai pembangunan sebuah gedung yang mulia. Diharapkan dari groundbreaking ini bisa memberikan pencerahan terhadap masyarakat Indonesia khususnya umat Buddha, dan lebih khusus lagi di lingkungan masyarakat tempat ini,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya Kamis, 17 Juli 2025.
Lebih lanjut, Menag menyampaikan bahwa diperlukan lembaga yang mampu memberikan kecerdasan umat, baik kecerdasan intelektual, emosional, maupun spiritual. Nasaruddin menekankan bahwa semakin cerdas unsur-unsur kecerdasan setiap individu, maka semakin damai pula tata kehidupan bermasyarakat. Menurutnya, tantangan bagi Sekolah Tinggi Agama Buddha adalah bagaimana melahirkan tidak hanya orang yang pintar, tetapi juga pribadi yang arif.
“Semua orang arif itu pintar tapi tidak semua orang pintar itu arif. Bedanya orang pintar itu menemukan kecerdasannya dengan konsentrasi, sedangkan orang arif menemukan kecerdasannya dengan menggunakan lebih banyak kontemplasi. Dengan demikian di sini akan melahirkan manusia-manusia cerdas bukan saja ia pintar tapi juga sekaligus adalah orang arif,” katanya.
Baca Juga: Baru 21 Korban Penipuan Kontrakan Fiktif di Bekasi yang Lapor ke Polisi
Sementara itu Ketua STABN Sriwijaya, Edi Ramawijaya Putra, dalam laporannya menyampaikan bahwa gedung yang akan dibangun ini berdiri di atas lahan negara seluas 6.000 m².
“Membangun gedung ini tidak hanya membangun tembok dan tiang-tiang benda mati tapi membangun peradaban bagi anak dan cucu yang akan menjadi generasi Indonesia Emas 2045. Kampus ini juga akan menyediakan layanan pendidikan tinggi dan fungsi kebermanfaatan seperti perpustakaan yang kami akan pindahkan ke gedung ini agar masyarakat desa dan sekitarnya bisa membaca dan meningkatkan literasinya,” ucap Edi.
Ketua juga menyampaikan harapan agar pembangunan ini menjadi fondasi dalam mendorong transformasi STABN Sriwijaya menuju Institut Agama Buddha Negeri pertama di Indonesia.