Pidato Anies dalam Rapimnas juga menunjukkan posisinya sebagai sosok kritis terhadap pemerintah. Ia menyoroti, misalnya, ketidakhadiran Indonesia dalam forum-forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menurutnya lebih banyak diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri.
“Ini adalah semacam profiling, persisnya bisa disebut sebagai positioning politik Anies yang mencoba untuk memberikan diferensiasi sebagai sosok yang relatif agak kritis dan memberikan pandangan-pandangan yang agak sedikit bertabrakan dengan pemerintah,” kata Adi.
Namun, menurut Adi, kritik tersebut bisa dianggap tidak relevan dalam konteks pemerintahan saat ini, mengingat Presiden Prabowo Subianto justru dikenal aktif menghadiri berbagai forum internasional sejak dilantik.
Spekulasi mengenai pencalonan Anies dalam Pilpres 2029 pun mulai mengemuka.
Adi menilai, dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus ambang batas pencalonan presiden (zero threshold), peluang Anies untuk kembali maju terbuka lebar, termasuk kemungkinan jika Gerakan Rakyat bertransformasi menjadi partai politik.
“Bukan tidak mungkin Gerakan Rakyat yang saat ini hanya sebatas ormas, misalnya, dia kemudian berkembang, bermetamorfosa jadi partai politik, daftar ke KPU, lolos untuk ikut pemilu, dan kemudian akan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden atau sebagai calon wakil presiden,” ujarnya.
Adi menutup pernyataannya dengan mengajak publik untuk tetap rukun meskipun berbeda pandangan politik.