Ia menolak pandangan bahwa kekayaan bukan ukuran kesuksesan, dengan menyebut tokoh-tokoh seperti Larry Ellison, Larry Page, dan Jeff Bezos sebagai contoh orang cerdas yang kaya raya.
“Kalau dia beneran pintar, dia harusnya tahu bahwa uang itu adalah solusi dari semua permasalahan hidupnya,” tegasnya.
Timothy mengaitkan kepemilikan uang dengan kemampuan untuk "unlock map" kehidupan, seperti menjelajah dunia atau membahagiakan keluarga. Dalam pandangannya, hidup miskin adalah hidup dengan akses terbatas dan cerita yang minim.
Baca Juga: Tips Sukses Kaya Raya sebelum Usia 30 Menurut Timothy Ronald
Perjalanan Pribadi: Melawan Banyak “Monster”
Lebih jauh, Timothy menceritakan pengalamannya sendiri yang penuh dengan tantangan sejak usia 19 tahun, termasuk negosiasi dengan investor besar, membangun perusahaan dari nol, hingga jatuh bangun membentuk ulang tim dan bisnis.
“Lu kira gua nyampe sini, gua anak umur 24 tahun punya triliunan itu enggak ke sini dengan gampang? Banyak sekali yang udah gua lawan,” ungkapnya.
Ia mengaku tidak menyesal jika hidupnya berakhir hari ini karena merasa telah menjalani hidup secara maksimal dan bermakna.
Timothy juga mengungkapkan misinya untuk merevolusi sistem keuangan yang menurutnya tidak adil. Ia menegaskan bahwa perjuangannya bukan semata soal keuntungan pribadi, melainkan upaya menciptakan perubahan yang lebih besar.
Baca Juga: Mau Cuan dari Kripto? Cek 3 Rekomendasi Timothy Ronald Ini untuk Investasi Jangka Panjang
“Gua benar-benar merasa dunia ini tidak adil, sistem keuangan dunia tidak adil, dan gua bertekad untuk ubah itu semua,” tegasnya.
Dalam narasi penutupnya, Timothy menantang para pendengarnya untuk berhenti menjadi penonton dan mulai berperan aktif dalam hidup mereka. Ia menekankan bahwa waktu terus berjalan dan kesempatan tidak akan datang dua kali.
“Kalau lu mati miskin, orang tua lu enggak pernah lihat dunia ini. Mereka cuma di kampung lu doang yang jelek yang lu anggap bagus, itu sampah,” katanya.