BEKASI TIMUR, POSKOTA.CO.ID - Tahun ajaran baru 2025/2026 rupanya tidak membawa angin segar bagi sejumlah pedagang seragam sekolah di Pasar Baru, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Anies, 54 Tahun, pemilik toko seragam sekolah “Dian Busana” mengaku omzet penjualannya tahun ini anjlok hingga 20 persen. Bahkan, menurutnya kondisi ini jauh lebih buruk dibandingkan saat pandemi Covid-19.
"Memang beberapa waktu belakangan ini omzet menurun, ya. Cuma waktu Covid nggak separah yang saat ini. Waktu covid, orang masih ada yang belanja. Kalau sekarang orang mikir-mikir. Kondisinya susah. Biasanya beli 3 setel, ini cuma satu atau dua," kata Anies saat ditemui di tokonya, Minggu, 13 Juli 2025.
Anies merupakan pedagang lama di Pasar Baru. Selama 35 tahun berjualan, ia sudah merasakan berbagai fase pasang-surut dunia usaha, mulai dari krisis moneter, Covid-19, hingga kemerosotan ekonomi saat ini.
Baca Juga: Jelang Tahun Ajaran Anyar, Warga Bekasi Berburu Seragam dan Alat Tulis di Pasar Baru
"Sudah cukup lama saya mah berjualan di sini, mungkin lebih dari 35 tahun. Kalau antusiasnya memang hari ini ada peningkatan, cuma untuk daya belinya memang berkurang dari tahun-tahun dulu," ucap dia.
Menurutnya, penurunan daya beli yang dirasakannya saat ini diduga faktor lesunya perekonomian masyarakat. Situasi ini tidak hanya dialami dirinya, tetapi juga pedagang lain di berbagai sektor.
"Mungkin karena faktor ekonomi, makanya pendapatannya jadi berubah. Pemasukan tetap ada, tapi nggak seberapa dengan tahun-tahun dulu. Bukan cuma disini aja, pasar-pasar lain juga pasti sama," ujarnya.
Jika tiga tahun lalu masih bisa meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per hari, kini kondisi lapak Anies sudah jauh berbeda. Ia harus mengatur ulang strategi, termasuk soal stok barang yang disesuaikan dengan permintaan pasar.
Baca Juga: Pemprov Jakarta Uji Coba 40 Sekolah Swasta Gratis Tahun Ini, Berikut Daftarnya
"Jujur saja kalau sekarang itu perputarannya tidak seimbang dan semakin menurun daya belinya. Kami menghadapinya dengan tabah dan ikhlas. Memang kondisinya begini adanya. Jadi seadanya aja kita punya persediaan seragam. Buat nambah stok juga kan perlu modal, bingung mau pinjam duit ke mana," ujarnya.
Meski begitu, Anies masih bersyukur toko seragamnya tetap memiliki pelanggan setia. Ia mengatakan kualitas produk dan harga yang bersahabat menjadi daya tarik tersendiri.
"Kebetulan pelanggan udah tahu sendiri. Jadi biasanya mereka balik lagi karena sudah biasa belanja di sini," katanya.
Anies juga menyambut baik kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang melarang pihak sekolah menjual seragam sendiri kepada murid. Kebijakan ini diharapkan bisa menjadi angin segar bagi para pedagang pasar.
Baca Juga: Banyak Sarjana Lamar PPSU, Pengamat: Rebut Kesempatan Tamatan Sekolah
"Ya mudah-mudahan setelah ada instruksi dari Pak Gubernur, kan beli seragam sudah enggak boleh lagi di sekolah. Mudah-mudahan orang tua beli langsung ke pasar," tuturnya.