POSKOTA.CO.ID - Rafael Struick, pesepakbola keturunan Belanda-Indonesia yang sebelumnya santer dikabarkan bakal merapat ke Persija Jakarta, akhirnya batal bergabung.
Penyebab utama kegagalan tersebut dikaitkan dengan permintaan fasilitas tiket pesawat pulang-pergi ke Belanda empat kali dalam semusim yang tidak dapat disepakati oleh manajemen Persija.
Informasi ini pertama kali diungkapkan oleh pengamat sepak bola, Bung Harpa, melalui kanal YouTube pribadinya.
Ia menjelaskan bahwa negosiasi antara Rafael Struick dan Persija Jakarta sebenarnya sudah cukup jauh, bahkan kabarnya kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan terkait besaran gaji.
Baca Juga: Final Piala Presiden 2025: Oxford United Tantang Port FC
"Dari informasi yang gue dapat, ada beberapa klausul yang dijanjikan ke Struick, tapi kemudian menjadi ganjalan karena sepertinya Persija agak berat untuk memenuhinya," ungkap Bung Harpa, seperti dikutip dari akun Instagram @timnasgaruda.ina.
Harga Tiket Pulang-Pergi ke Belanda
Berdasarkan data terbaru dari situs Traveloka, harga tiket pesawat kelas bisnis untuk rute Jakarta (CGK) - Amsterdam (AMS) pada 13 Juli 2025 tercatat sebesar Rp38.858.000 per orang.
Dengan durasi penerbangan tercepat sekitar 14 jam 50 menit, angka ini cukup wajar mengingat penerbangan jarak jauh lintas benua.
Jika dikalikan empat kali perjalanan pulang-pergi sebagaimana permintaan Rafael Struick, maka total biaya yang harus disiapkan klub mencapai lebih dari Rp155 juta dalam satu musim.
Baca Juga: Arema FC Dirujak Netizen Usai Paulinho Injak Kaki Ole Romeny hingga Cedera di Piala Presiden 2025
Biaya ini belum termasuk pengeluaran lain seperti akomodasi, transportasi lokal, hingga logistik tambahan.
Dewa United Menyodorkan Tawaran Lebih Menarik
Situasi tersebut ternyata dimanfaatkan secara cermat oleh Dewa United, klub asal Tangerang Selatan yang belakangan tampil agresif di bursa transfer.
Menurut Bung Harpa, Dewa United bersedia menyanggupi permintaan Rafael Struick, bahkan menawarkan pembayaran tiket ke Belanda empat kali semusim dalam bentuk uang tunai.
Selain itu, Dewa United juga disebut memberikan nominal gaji yang lebih tinggi dibandingkan Persija Jakarta serta sistem pembayaran yang lebih fleksibel.
Baca Juga: Timnas Indonesia Peringkat 118 Dunia, Intip Sejarah Ranking FIFA-nya yang Pernah Jatuh ke Posisi 191
"Term of payment-nya juga lebih bagus, cuma saya tidak dapat rincian apakah itu dibayar mingguan, per bulan, atau di depan. Tapi intinya tawaran Dewa United memang lebih menarik," papar Bung Harpa.
Dengan berbagai tawaran tersebut, tak heran jika akhirnya Rafael Struick lebih memilih bergabung dengan Dewa United daripada Persija.
Faktor kenyamanan pemain dan kepastian finansial menjadi pertimbangan penting bagi banyak pesepak bola profesional, terlebih bagi mereka yang masih memiliki ikatan keluarga di luar negeri.
Fasilitas Mewah Jadi Tren Baru Rekrutmen Pemain
Permintaan fasilitas tiket pulang-pergi ke negara asal memang bukan hal yang sepenuhnya baru di sepak bola profesional, terutama untuk pemain naturalisasi atau keturunan.
Bagi klub, biaya seperti ini dianggap investasi untuk mendukung kenyamanan pemain, yang diharapkan berdampak positif terhadap performa di lapangan. Namun tidak semua klub mampu memenuhi permintaan tersebut.
Dalam kasus Persija, meskipun klub ini dikenal memiliki reputasi dan basis suporter yang besar, manajemen dinilai cukup realistis dalam mengelola keuangan agar tetap seimbang.
Sebaliknya, Dewa United, sebagai klub dengan dana segar dan ambisi besar untuk bersaing di papan atas, berani memberikan fasilitas lebih demi memperkuat skuad.
Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi branding klub untuk menarik perhatian publik dan calon sponsor.
Tantangan bagi Klub Liga 1
Kejadian ini membuka diskusi lebih luas mengenai tantangan klub-klub Liga 1 Indonesia dalam merekrut pemain keturunan atau asing.
Biaya transfer atau gaji tinggi saja tidak cukup, namun fasilitas tambahan seperti tiket, tempat tinggal, hingga kendaraan pribadi kerap menjadi bagian tak terpisahkan dari kesepakatan kontrak.
Bagi pemain seperti Rafael Struick, yang memiliki keluarga di Belanda, fasilitas tiket pulang-pergi menjadi bentuk jaminan untuk tetap menjaga hubungan keluarga tanpa mengganggu jadwal kompetisi.
Pada akhirnya, keberhasilan Dewa United mengamankan jasa Rafael Struick menunjukkan pentingnya keluwesan dalam negosiasi kontrak.
Klub yang mampu memenuhi kebutuhan pemain, baik dari segi finansial maupun non-finansial, berpeluang lebih besar mendapatkan tanda tangan pemain incaran.