Hal ini disebabkan karena masyarakat cenderung mempertahankan istilah yang sudah umum dan mudah dipahami seperti ‘sudah minum’ yang lebih intuitif digunakan.
Baca Juga: Sekolah Rakyat Jadi Harapan Keluarga Miskin, Fitri: Jangan Sampai Kayak Saya
Tantangan terbesar ke depan adalah bagaimana kata palum bisa dikenalkan secara luas melalui pendidikan, media, dan penggunaan aktif dalam literatur populer agar tidak sekadar menjadi entri pasif dalam kamus.