"Pre-wedding Chico dan Wiran itu nyata, tapi bukan pernikahan legal. Ini hanya simbolis dengan adat Jawa," jelas seorang netizen.
Chico dan Wiran diketahui tinggal di Australia, negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis sejak 2017. Namun, belum ada konfirmasi apakah mereka telah menikah secara sah di sana.
Baca Juga: Siapa Minrab? Ini Akun Instagram Karyawan Kepercayaan Putra Siregar yang Viral di Media Sosial
Profil Chico: Duda Asal Jember dengan Anak Perempuan
Chico, pria asal Jember, sebelumnya berstatus duda dengan satu anak perempuan. Sementara Wiran adalah pemuda asal Lombok yang masih lajang sebelum menjalin hubungan dengan Chico.
Melalui akun Instagram pribadinya, Chico kerap memamerkan kemesraan mereka, termasuk memanggil Wiran dengan sebutan "istri".
Dalam salah satu unggahan, Chico menulis: "Tak perlu restu kalian, semesta pun tahu betapa besar cinta ini."
Ia juga mengunggah video sehari-hari mereka, termasuk saat bekerja sebagai capster di Australia dan mencukur rambut Wiran. Tak jarang, Chico membagikan kerinduannya pada sang anak yang tinggal di Jember.
Respons Chico: "Ini Takdir"
Meski mendapat hujatan, Chico tetap bersikukuh bahwa hubungannya dengan Wiran adalah takdir. Dalam caption Instagram, ia menulis:
"Menjadi pasangan sesama jenis itu bukan pekerjaan, itu sudah garis takdir dr Allah. Yg namanya kerja itu yg seperti ini... Walaupun sering pulang malam, Wiran tetap semangat tanpa lelah, karena jadi tulang punggung keluarga itu tidak mudah."
Chico juga diketahui telah 15 tahun tinggal di Australia bersama Wiran serta dua pasangan sesama jenis lain, Jeff dan Brett. Ia mengaku nyaman dengan kehidupan di sana, termasuk karena sering diberi masakan Indonesia oleh teman-temannya.
Baca Juga: Apa Artinya Ungkapan 'My Girl Boss'? Viral Netizen Soroti Kedekatan Fuji dan Verrell Bramasta
Pertanyaan Legal dan Ekspresi Cinta
Kontroversi ini kembali memantik perdebatan tentang hak asasi, norma budaya, dan hukum. Sebagian netizen berargumen bahwa selama tidak melanggar hukum setempat, hubungan tersebut adalah hak pribadi. Namun, bagi yang menolak, hal ini dianggap bertentangan dengan nilai budaya Indonesia.
