Museum Taman Prasasti: Menyusuri Jejak Sejarah di Tengah Hiruk-Pikuk Jakarta

Sabtu 05 Jul 2025, 15:23 WIB
Menyusuri jejak sejarah museum taman prasasti (Sumber: Pinterest)

Menyusuri jejak sejarah museum taman prasasti (Sumber: Pinterest)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tak jauh dari keramaian Jalan Merdeka Barat, tersembunyi sebuah tempat yang menawarkan ketenangan sekaligus kisah-kisah pilu, aneh, bahkan absurd.

Museum Taman Prasasti, bekas pemakaman tertua di Jakarta yang kini menjadi taman bersejarah, menyimpan banyak cerita menarik dari masa kolonial hingga era kemerdekaan.

Dilansir dari channel YouTube @ExploreID: Indonesia's Enchanting Secrets pada Sabtu, 5 Juli 2025 dengan judul "Kisah Tragis di Balik Batu Nisan Museum Taman Prasasti id, Dari Cinta, Perang, sampai Pengkhianatan" Berikut jejak sejarahnya.

Arsitektur dan Sejarah Singkat

Memasuki area museum, pengunjung disambut dengan arsitektur bergaya Doric, mirip dengan Taman Patung di Museum Nasional.

Baca Juga: Sejarah Jakarta: Tujuh Kali Ganti Nama dari Mulai Zaman Sunda Kalapa hingga Zaman Kolonial

Pemakaman ini resmi dibuka pada 28 September 1797, meski penguburan sudah berlangsung sejak 1795. Dulunya, tempat ini dikenal sebagai Kerkhof Kebon Jahe.

Setelah Indonesia merdeka, lokasi ini menjadi pemakaman umum Kristen sebelum akhirnya ditutup pada 1975 dan diubah menjadi museum.

Kisah-kisah di Balik Nisan

Salah satu makam yang menarik perhatian adalah Adami Caroli Claessens, seorang pastor Katolik yang tiba di Batavia pada 1847. Claessens berjasa membangun kembali Gereja Katedral yang runtuh antara 1890–1901, sayangnya ia meninggal sebelum proyek selesai.

Tak jauh dari sana, terdapat patung ikonik wanita menangis yang disebut-sebut sedang meratapi suaminya yang meninggal karena malaria tak lama setelah pernikahan mereka. Identitas wanita ini masih misteri.

Monumen Kontroversial dan Misteri

Sebuah monumen milik 30 tentara Jepang yang tewas dalam pertempuran di Bogor pada 1942 menjadi sorotan.

Di sisi lain, terdapat mausoleum keluarga Van Delden yang kini digunakan sebagai gudang peralatan kebun.

Makam Tokoh Penting

Salah satu makam yang masih berada di tempat aslinya adalah Olivia Mariamne Raffles, istri Thomas Stamford Raffles, yang meninggal karena malaria pada 1814.

Selain itu, terdapat pula makam Soe Hok Gie, aktivis terkenal yang meninggal di Gunung Semeru.

Baca Juga: Mengapa Monas Dianggap Pusat Sejarah Jakarta? 28kg Emas di Puncak Monas Ternyata Sumbangan Seorang Pengusaha Asal Aceh

Simbol Kolonial dan Tragedi Kemanusiaan

Sebuah monumen tinggi milik J.J. Perie, perwira Belanda yang terlibat dalam Perang Diponegoro, menjadi saksi kekejaman kolonial.

Sementara itu, Pieter Erberveld, seorang keturunan Jerman-Siam yang dituduh memberontak pada 1721, mengalami eksekusi mengerikan: tubuhnya ditarik empat kuda hingga terbelah.

Refleksi di Tengah Kota

Di tengah gemuruh Jakarta, Taman Prasasti mengajak kita berhenti sejenak dan berdialog dengan masa lalu.


Berita Terkait


News Update