Menelusuri sejarah kota Jakarta, dari Sunda Kelapa, Batavia, hingga Jayakarta sebagai simbol kota kemenangan. (Sumber: YouTube/Piro TV)

Daerah

Jakarta Kota Kemenangan? Menelusuri Sejarah Metropolitan Ibu Kota Indonesia

Sabtu 05 Jul 2025, 21:23 WIB

POSKOTA.CO.ID - Jakarta, ibu kota Republik Indonesia, bukan sekadar pusat pemerintahan dan ekonomi, melainkan juga kota dengan sejarah panjang dan dinamis.

Sebagai kota metropolitan, Jakarta akrab dengan hiruk-pikuk kemacetan, banjir, dan problem urban lain.

Namun, sedikit yang benar-benar menyadari bahwa di balik gedung-gedung pencakar langit dan jalan-jalan padat, Jakarta pernah melewati banyak fase sejarah penuh liku yang membentuk identitasnya saat ini.

Berikut ini adalah sejarah terbentuknya Jakarta, dari Sunda Kelapa hingga Batavia dilansir dari Piro TV.

Baca Juga: Sejarah Palmerah Jakarta Barat, Dari Patok Merah Hingga Menjadi Simpul Transportasi Penting

Sunda Kelapa: Awal Sejarah Kota Jakarta

Sejarah Jakarta dimulai jauh sebelum nama "Jakarta" resmi digunakan. Pada abad ke-14 hingga awal abad ke-16, wilayah ini dikenal sebagai Sunda Kelapa.

Dalam catatan sejarah, terutama prasasti Batutulis di Bogor, Sunda Kelapa tercatat sebagai pelabuhan penting yang menjadi nadi perdagangan Kerajaan Pajajaran.

Sebagai pelabuhan utama, Sunda Kelapa ramai dikunjungi pedagang asing, mulai dari Gujarat, Arab, Tiongkok, hingga bangsa Eropa yang kala itu mulai datang ke Asia.

Lokasi pelabuhan ini sangat strategis, berada di tepi Laut Jawa dan menjadi gerbang utama menuju wilayah pedalaman Pulau Jawa.

Baca Juga: Kisah Salim Kancil: Dari Petani Biasa Menjadi Simbol Perlawanan Tambang Pasir Ilegal

Penaklukan Fatahillah dan Lahirnya Jayakarta

Pada 1527, sebuah peristiwa penting terjadi: pasukan Demak yang dipimpin oleh Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa dari kekuasaan Portugis. Keberhasilan ini tak hanya menjadi kemenangan militer, tetapi juga menjadi titik balik perubahan identitas kota.

Fatahillah kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi "Jayakarta", yang berarti "kota kemenangan." Nama ini menggambarkan optimisme dan kebanggaan penduduk setempat setelah mengusir bangsa asing. Hingga kini, tanggal penaklukan tersebut, yakni 22 Juni 1527, diperingati sebagai Hari Jadi Kota Jakarta.

Jayakarta di Mata Bangsa Eropa

Meski telah berganti nama, Jayakarta tak lepas dari incaran bangsa asing lain yang melihat potensi besar kota ini. Pada akhir abad ke-16, armada Belanda tiba di wilayah Jayakarta. Awalnya, kedatangan mereka bertujuan untuk berdagang rempah-rempah. Namun, cepat atau lambat, mereka menyadari nilai strategis Jayakarta yang terletak di jalur pelayaran internasional.

VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), kongsi dagang Belanda, pun mulai membangun pengaruhnya. Ketegangan memuncak, dan pada tahun 1619, pasukan VOC menyerang Jayakarta, menghancurkan benteng pertahanan, dan mendirikan kota baru yang diberi nama Batavia.

Baca Juga: Potret Suasana Stasiun Bekasi Tahun 1988 dan Jejak Sejarah Elektrifikasi Jalur sampai Jatinegara

Batavia: Jakarta di Era Penjajahan Belanda

Di bawah kendali VOC dan kemudian pemerintahan Hindia Belanda, Batavia berkembang pesat menjadi pusat administrasi kolonial. Batavia dikenal sebagai “Permata Asia” pada masanya, dengan kanal-kanal dan arsitektur khas Eropa.

Namun, di balik kemegahan itu, Batavia juga menjadi saksi penderitaan penduduk lokal yang harus hidup dalam sistem kolonial yang keras. Selama lebih dari tiga abad, Batavia menjadi simbol kekuasaan Belanda di Asia Tenggara. Kota ini menjadi pusat perdagangan internasional dan pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

Pendudukan Jepang dan Kembali Menjadi Jakarta

Perang Dunia II membawa perubahan besar bagi Batavia. Pada 5 Maret 1942, Jepang berhasil menduduki Batavia, lalu mengganti namanya menjadi "Jakarta Tokubetsu Shi", yang berarti "Kota Istimewa Jakarta". Masa pendudukan Jepang tidak berlangsung lama, tetapi meninggalkan jejak penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Setelah Jepang menyerah akibat bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Belanda berusaha kembali menguasai wilayah Indonesia melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Nama kota pun kembali menjadi "Kotapraja Jakarta".

Jakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia

Dalam kurun waktu 1945–1949, status Jakarta sempat berubah-ubah seiring situasi politik yang bergolak. Pada 1947, Belanda masih menguasai Jakarta, sehingga ibu kota Republik Indonesia untuk sementara dipindahkan ke Yogyakarta.

Namun, akhirnya, setelah pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949, Jakarta resmi kembali menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia. Nama resminya kala itu adalah Kotapraja Jakarta Raya.

Barulah pada 1961, Presiden Soekarno mengesahkan perubahan status Jakarta menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Sejak saat itu, Jakarta resmi menjadi ibu kota negara, sekaligus simbol kebangkitan dan kemerdekaan Indonesia.

Sunda Kelapa Kini: Saksi Bisu Perjalanan Panjang Jakarta

Hingga kini, Pelabuhan Sunda Kelapa masih berdiri di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.

Meskipun tak lagi menjadi pelabuhan utama, kawasan ini tetap ramai dikunjungi wisatawan yang ingin melihat sisa kejayaan masa lalu. Kapal-kapal tradisional phinisi yang berlabuh di sana menjadi pengingat akan masa ketika Sunda Kelapa menjadi jantung perdagangan maritim Nusantara.

Tags:
ibu kota IndonesiaVOC BelandaDKI Jakarta BataviaJayakartaSunda Kelapasejarah Jakarta

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor