"Mereka belum bayar, tapi malah dikasih DP. Modus calo itu memang ngasih uang Rp5 juta, tapi baru dikasih sekitar Rp2 juta sampai Rp2,5 juta. Tujuannya untuk memotivasi mereka agar mau berangkat," jelasnya.
Dana tersebut juga digunakan untuk membayar visa ziarah, bukan visa kerja. Hal ini yang kemudian membuat posisi mereka makin rentan menjadi pekerja migran Indonesia yang berangkat secara ilegal.
"Nanti setelah bekerja baru dipotong untuk visa ziarah. Jadi mereka ini bukan pakai visa kerja. Kalau visa kerja itu lebih aman," katanya.
Baca Juga: Jokowi Perintahkan Cepat Tangani TPPO, Kapolri: Kami Akan Tindak Siapapun yang Terlibat
Menurutnya, fenomena ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi seluruh pihak, baik dari unsur pemerintah, kepolisian, maupun imigrasi.
"Saat ini banyak sekali pekerja migran Indonesia yang berangkat secara non-prosedural. Ini PR besar kita lintas sektor. Kalau tidak diselesaikan, kita tidak bisa bicara perlindungan pekerja migran," tuturnya. (CR-3)