POSKOTA.CO.ID – Penyanyi Agnez Mo alias Agnes Monica mendadak jadi sorotan setelah membagikan momen nonton parade perayaan ‘Pride Month’ yang identik dengan komunitas Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) di Kanada pada 30 Juni 2025.
Hal tersebut diketahui dari unggahan Agnez Mo melalui Instagram Stories di akun pribadi.
Dengan menuliskan caption ‘Happy Pride’ Agnez Mo membagikan beberapa momen dalam parade tersebut.
Dalam video terlihat momen bendera pelangi yang dikibarkan hingga transgender yang berdiri di atas mobil.
Baca Juga: Agnez Mo Bintangi Reacher Season 4, Syuting Adegan Intens Bareng Alan Ritchson di Philadelphia
Momen Agnez Mo merayakan hal ini pun diunggah ulang oleh beberapa akun gosip, salah satunya akun Instagram @tante.rempong.official.
“Dia cari aman di circle nya , btw kalo ada fans agnes mau debat ayo sini gw ladenin , kita menghormati perbedaan bukan penyimpangan,” kata netizen seperti dilansir Poskota pada Kamis, 3 Juli 2025.
“kita menghormati perbedaan bukan PENYIMPANGAN NODEBAT!!!” sahut yang lain.
“Mencoba memanusiakan manusia, tp lupa akan peraturan Tuhan pada manusia,” tutur seseorang.
“baiklah, block agnes mo. untuk penyimpangan tiada kata toleransi,” timpal yang lain.
“Aku suka Agnez tapi tidak dengan apa yg sudah di suarakan.. no elgebete !!!” ujar salah satu pengguna di Instagram.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Akui Pernah Pacaran dengan Agnez Mo, Ternyata Begini Kisahnya

Kanada menerima LGBT
Kanada secara resmi merayakan Pride Season, sebuah periode dari Juni hingga September yang didedikasikan untuk menghormati dan mendukung komunitas LGBT+.
Perayaan ini tersebar di berbagai kota besar seperti Toronto, Montreal, Vancouver, dan Ottawa, yang masing-masing menggelar parade, festival seni, konser, hingga diskusi publik.
Baca Juga: Agnez Mo Blak-Blakan Soal Hubungan Masa Lalu dengan Deddy Corbuzier, Pernah Diselingkuhi?
Pride Toronto dan Fierté Montréal menjadi dua di antara yang terbesar, menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya.
Pemerintah Kanada juga menunjukkan dukungan aktif, seperti dengan menetapkan Juni sebagai Bulan Kebanggaan (Pride Month) dan mengeluarkan pernyataan bersama dengan negara lain untuk menegaskan komitmen terhadap hak-hak LGBT+.
Meski beberapa perusahaan global menarik dukungan akibat tekanan politik.