POSKOTA.CO.ID - PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi mulai 1 Juli 2025. Kenaikan ini berlaku untuk seluruh jenis BBM nonsubsidi, termasuk Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex, dengan kisarannya mencapai Rp400–Rp590 per liter.
Penyesuaian ini merupakan yang kedua kalinya dalam dua bulan terakhir, menyusul tren kenaikan harga minyak dunia dan fluktuasi nilai tukar rupiah.
Pertamina menjelaskan, perubahan harga mengikuti formula yang telah ditetapkan pemerintah, memperhitungkan biaya produksi, distribusi, dan margin usaha. "Kami tetap memastikan harga yang kompetitif sambil menjaga stabilitas pasokan," tegas Fajriyah Usman, VP Corporate Communication Pertamina, dalam keterangan resminya.
Kenaikan ini diprediksi berdampak pada sektor transportasi dan logistik, berpotensi memicu efek berantai pada harga barang kebutuhan pokok. Pemerintah pun mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam konsumsi BBM sembari menjamin harga BBM subsidi tetap stabil hingga akhir tahun.
Baca Juga: Daftar Terbaru Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP AKR Per 1 Juli 2025
Rincian Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi
Berdasarkan rilis resmi Pertamina, berikut daftar kenaikan harga BBM nonsubsidi per liter:
- Pertamax: Naik Rp400 (sebelumnya Rp12.400 kini Rp12.800)
- Pertamax Turbo: Naik Rp450 (dari Rp13.350 menjadi Rp13.800)
- Dexlite: Naik Rp590 (dari Rp13.020 menjadi Rp13.610)
- Pertamina Dex: Naik Rp450 (dari Rp13.500 menjadi Rp13.950)
"Penyesuaian harga ini berlaku secara nasional dengan variasi tergantung biaya distribusi dan pajak di masing-masing wilayah," jelas Fajriyah Usman.
Perbandingan Harga di Berbagai Wilayah
Berikut perbedaan harga BBM nonsubsidi di beberapa provinsi per 1 Juli 2025:
Sumatera dan Kawasan Ekonomi Khusus
Aceh dan Sumatera Utara:
- Pertamax Turbo: Rp13.800
- Dexlite: Rp13.610
Batam (Kawasan FTZ):
- Pertamax: Rp12.000 (lebih rendah dibanding rata-rata nasional)
- Dexlite: Rp12.640
Jawa dan Bali
DKI Jakarta dan Jawa Barat:
- Pertamax Turbo: Rp13.500
- Pertamax Green (produk ramah lingkungan): Rp13.250
Bali dan Nusa Tenggara:
- Pertamina Dex: Rp13.650
Kalimantan dan Sulawesi
- Kalimantan Selatan: Harga tertinggi untuk Pertamax Turbo (Rp14.100)
- Sulawesi Utara: Masih dalam verifikasi, tetapi diprediksi menyamai kenaikan nasional.
Dampak pada Konsumen dan Respons Pemerintah
Kenaikan ini diprediksi akan memengaruhi biaya logistik dan harga barang pokok. Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, menyatakan bahwa kenaikan BBM nonsubsidi berpotensi mendorong inflasi hingga 0,2 persen jika berlangsung dalam jangka panjang.
Merespons hal ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa BBM subsidi (seperti Pertalite dan Solar) tidak akan naik hingga akhir tahun, sebagai bentuk perlindungan bagi masyarakat menengah ke bawah.
Tips Menghemat Konsumsi BBM
Pertamina memberikan sejumlah rekomendasi untuk mengurangi dampak kenaikan harga BBM:
- Gunakan kendaraan dengan bijak: hindari akselerasi mendadak.
- Lakukan perawatan rutin: mesin yang terawat lebih irit bahan bakar.
- Manfaatkan aplikasi MyPertamina untuk memantau harga terupdate.
Baca Juga: Rincian Harga BBM 1 Juli 2025, Pertamax Naik Jadi Rp12.500
Dengan kenaikan ini, masyarakat diharapkan lebih cermat dalam mengelola penggunaan BBM sembari menunggu kepastian harga di bulan Agustus mendatang.
Dengan adanya kenaikan harga BBM nonsubsidi ini, masyarakat diharapkan dapat lebih cermat dalam mengelola penggunaan bahan bakar, baik untuk kebutuhan harian maupun usaha.
Pertamina juga mengimbau konsumen untuk memanfaatkan program loyalitas dan aplikasi MyPertamina guna mendapatkan informasi terupdate sekaligus tips penghematan energi.
Sementara itu, pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak dunia dan akan mengevaluasi kebijakan energi jika diperlukan.