BANDUNG, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat (Jabar), Abdul Karim menyebut tidak semua daerah di Jabar bisa dijadikan kawasan industri.
Sementara itu, beberapa kabupaten/kota di Jabar yang sifatnya konservasi dan infrastrukturnya, tidak mendukung untuk menjadi kawasan investasi.
"Dalam RT/RW itu jelas bahwa di Jabar itu tidak semua wilayah Industri, ada beberapa wilayah yang sifatnya konservasi, kemudian infrastukturnya juga, belum semua daerah di Jabar siap untuk konektivitas wilayah mendukung investasi," kata Abdul.
Meski demikian, Jabar tetap menjadi daerah dengan investasi tertinggi di Indonesia dalam 10 tahun terkahir.
"Realisasi pada 2024 itu Rp174 triliun dengan 74 penanaman modal domestik dan 100 penanaman modal asing. Nah, triwulan pertama 2025 itu Rp68,5 triliun angka yang luar biasa," ujarnya.
Menurut Abdul, tingginya investasi di Jabar ini belum tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jabar. Tidak meratanya investasi di Jabar ini pun berdampak pada ketimpangan ekonomi masyarakat.
"Tapi, walupun investasi di Jabar tertinggi, cuma sebarannya baru di lima kabupaten/kota yakni di Bogor, Bekasi, Karawang dan Bandung, sehingga berdampak pada tidak meratanya ekonomi di Jabar," ucap dia.
Pasalnya, tingginya angka kemiskinan atau pengangguran di suatu daerah, dipengaruhi lapangan kerja dan investasi itu sendiri.
"Adanya korelasi antara investasi dengan pengangguran, ini tidak berdiri sendiri. Makanya kalau kita ingin menyelesaikan pembangunan di Jabar, salah satunya adalah dengan pemerataan investasi," ucap anggota dewan Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Cianjur ini.