POSKOTA.CO.ID - Nama Ustadz Aceng Abdul Mujib mendadak menjadi sorotan warganet setelah sejumlah video pendek yang memuat kritik pedasnya kepada Dedi Mulyadi menyebar luas di TikTok.
Dalam video yang viral, ia menyebut Dedi Mulyadi dengan ungkapan yang tergolong kasar dan tidak lazim digunakan dalam komunikasi publik, yakni “gubernur tolol.”
Meski demikian, Ustadz Aceng Abdul Mujib bukanlah figur sembarangan. Ia dikenal sebagai salah satu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut. Kedudukannya di MUI membuat sosoknya dihormati banyak kalangan, terutama di lingkungan ulama dan masyarakat Garut Selatan.
Latar Belakang Popularitas di Garut
Di wilayah Garut, Ustadz Aceng memiliki reputasi yang cukup disegani. Informasi yang beredar dari beberapa akun media sosial menunjukkan ia kerap dijuluki “Dewa” oleh sebagian penguasa lokal maupun kolega ulama karena pengaruhnya dalam penyaluran dana hibah ke sejumlah yayasan pesantren.
Menurut salah seorang tokoh Garut Selatan yang diunggah dalam video TikTok akun @info.saalit, nama besar Ustadz Aceng tumbuh seiring kemampuannya menjembatani komunikasi antara pemerintah daerah dengan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan. Namun, hubungan ini perlahan merenggang sejak Dedi Mulyadi menjabat Gubernur Jawa Barat.
Kontroversi Dana Hibah Yayasan Pesantren
Salah satu isu krusial yang mencuat adalah penghentian sementara aliran dana hibah sebesar miliaran rupiah yang semula rutin diterima beberapa yayasan pesantren yang dikaitkan dengan lingkaran terdekat Ustadz Aceng Abdul Mujib.
Sejumlah laporan tidak resmi menyebut bahwa total nilai bantuan yang terhenti mencapai sekitar Rp1,3 miliar. Hal inilah yang memicu sentimen negatif kepada pemerintah provinsi.
Salah satu warganet bahkan menuliskan komentar sinis:
“Dana hibah 1,3 M ilang bro pantas murka si Aceng Suraceng teh.”
Beberapa pengamat lokal berpendapat, penghentian dana hibah adalah kebijakan normal dalam proses audit dan penyesuaian anggaran pemerintah provinsi. Namun, bagi pihak penerima bantuan, keputusan itu menimbulkan kerugian sekaligus kekecewaan yang mendalam.