"Kondisi di sana cukup mencekam karena ada serangan dari Israel beberapa saat, lalu berhenti, dan kadang-kadang lanjut lagi," kata Ali.
Proses evakuasi via jalur darat yang dilaluinya sempat terhenti mendadak. Serangan drone Israel memaksa Ali dan WNI lainnya untuk segera berlindung di bawah tanah, di lokasi yang telah disiapkan oleh Pemerintah Iran.
"Saya sempat mendengar suara ledakan besar sebanyak dua kali dan mayoritas serangan Israel itu berhasil ditepis Iran," ucapnya.
Baca Juga: Iran Umumkan Akhir Perang 12 Hari Melawan Israel, Ini Pernyataan Resminya
Perjalanan Ali dari Kota Qom menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran, lalu berlanjut ke perbatasan Baku, Azerbaijan, memakan waktu sekitar empat hingga lima hari melalui darat.
"Kami menginap satu hari di gedung KBRI, setelah itu jam 07.00 waktu setempat kami berangkat ke perbatasan Iran-Azerbaijan di wilayah Baku. Di sana kami menginap selama sekitar dua hari baru diterbangkan ke Istanbul lalu ke Jakarta," ujarnya.
Ali menegaskan bahwa total 97 WNI berhasil dievakuasi ke perbatasan Baku, Azerbaijan. Dari jumlah tersebut, 29 orang dijadwalkan pulang di tahap pertama.
Namun, karena kondisi yang semakin tak menentu, hanya 11 WNI yang akhirnya tiba di Indonesia dengan Turkish Airlines (TK 56) pada pukul 17.35 WIB. Sisa 18 WNI lainnya masih menunggu di Qatar akibat penundaan penerbangan.
Baca Juga: Cerita Mahasiswa Indonesia Ungkap Ketegangan saat Dievakuasi dari Iran
Evakuasi Tahap Kedua Segera Dilakukan
Pemerintah Indonesia melalui Kemlu berkomitmen penuh untuk terus mengupayakan evakuasi WNI yang masih berada di Iran.
Andy Rachmianto menyatakan pihaknya terus mendata jumlah WNI untuk evakuasi tahap kedua.
"Yang baru tercatat ada 380-an WNI yang masih di Iran. Jadi pemerintah sudah memutuskan kita akan melakukan evakuasi tahap kedua. Jumlahnya masih terus kita pantau," ucapnya.