1. Fokus pada Apa yang Bisa Dikendalikan
Stoikisme mengajarkan bahwa kita hanya bertanggung jawab atas pikiran dan tindakan kita. Tindakan orang lain, keadaan, atau masa lalu bukanlah hal yang bisa kita ubah, sehingga sebaiknya diterima dengan lapang dada.
2. Mengelola Emosi
Dengan memahami bahwa emosi muncul dari persepsi kita, Stoikisme membantu kita mengelola respons emosional secara lebih rasional. Ini sangat bermanfaat dalam menghadapi tekanan, kegagalan, atau konflik interpersonal.
3. Berpikir Realistis dan Antisipatif
Stoikisme mendorong kita untuk menghadapi kenyataan secara apa adanya. Dengan ekspektasi yang realistis dan kesiapan menghadapi kemungkinan terburuk, seseorang akan lebih tangguh menghadapi berbagai tantangan.
Baca Juga: 7 Ciri-ciri Ini Menandakan Kesehatan Mentalmu Mulai Baik, Nomor 4 Sering Terlewat!
4. Mencapai Eudaimonia
Konsep Eudaimonia, yang diperkenalkan oleh Plato dan diteruskan oleh para Stoik, merujuk pada hidup yang dijalani dengan kebajikan sebagai nilai tertinggi. Artinya, kebahagiaan sejati hanya dapat diraih dengan hidup secara bermoral, sederhana, dan berintegritas.
Stoikisme untuk Kesehatan Mental
Dalam konteks modern, Stoikisme sering diterapkan sebagai metode untuk menjaga kesehatan mental.
Di tengah dunia yang penuh tekanan dan ketidakpastian, filosofi ini mengajarkan cara membentuk ketangguhan mental (resilience) melalui refleksi diri, penerimaan, dan disiplin batin.
Beberapa manfaat utama Stoikisme terhadap kesehatan mental antara lain:
- Membantu mengelola stres dan kecemasan
- Menumbuhkan rasa syukur terhadap hal-hal sederhana
- Membentuk mental yang tahan banting terhadap kritik dan kegagalan
- Mengurangi kemelekatan terhadap hasil atau harapan