Bukan Bantul atau Sleman, Daerah Penghasil Salak Terbesar Ini Kini Menjadi Kabupaten Paling Maju di DIY

Senin 23 Jun 2025, 18:37 WIB
Ilustrasi Buah Salak (Sumber: Pinterest)

Ilustrasi Buah Salak (Sumber: Pinterest)

Tidak jauh di bawah Sleman, Kabupaten Bantul menorehkan capaian IPM sebesar 82,05, menjadikannya kabupaten termaju kedua di DIY. Kemajuan ini tidak datang secara tiba-tiba, melainkan hasil dari konsistensi pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pariwisata sebagai Motor Ekonomi

Bantul memiliki daya tarik pariwisata yang kuat. Daerah seperti Pantai Parangtritis, Bukit Bintang, dan Hutan Pinus Mangunan menjadi magnet bagi wisatawan. Sektor ini memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan banyak lapangan kerja.

Kemajuan Pendidikan dan Akses Sosial

Pemerintah Kabupaten Bantul terus memperluas akses pendidikan, terutama pada level sekolah dasar hingga menengah. Fasilitas sekolah telah diperbaiki, program beasiswa diperluas, dan pelatihan guru secara berkala dijalankan. Sektor kesehatan juga ditingkatkan dengan pembangunan puskesmas rawat inap dan peningkatan kualitas rumah sakit daerah.

Baca Juga: 15 Kode Redeem FF 1 Menit yang Lalu dan Masih Aktif Hari Ini 23 Juni 2025

Pemerataan Pembangunan Jadi Tantangan Wilayah Lain

Jika Sleman dan Bantul berada di urutan teratas, maka kabupaten lain seperti Kulon Progo dan Gunungkidul masih tertinggal secara relatif. Hal ini disebabkan oleh topografi yang sulit, keterbatasan akses transportasi, dan rendahnya angka investasi di wilayah tersebut.

Namun demikian, pemerintah provinsi DIY secara bertahap telah menerapkan strategi percepatan pembangunan wilayah pinggiran dengan membangun infrastruktur dasar, meningkatkan konektivitas, serta mendorong pengembangan potensi lokal, seperti perikanan di Gunungkidul dan bandara YIA di Kulon Progo.

Keberhasilan Sleman dan Bantul dalam memimpin pembangunan di DIY bukan hanya hasil dari potensi sumber daya alam, tetapi juga strategi perencanaan pembangunan yang tepat sasaran dan keberlanjutan program.

Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan sektor swasta, bukan tidak mungkin wilayah lain seperti Kulon Progo dan Gunungkidul dapat menyusul dalam waktu dekat.

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menjaga momentum pertumbuhan ini melalui pemerataan layanan publik, peningkatan kualitas pendidikan, serta eksplorasi potensi ekonomi lokal agar pembangunan tidak hanya berpusat di satu atau dua daerah, tetapi merata ke seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.


Berita Terkait


News Update