POSKOTA.CO.ID – Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan program yang dirancang untuk mempersiapkan calon pendidik secara profesional.
Dalam rangka mengevaluasi pemahaman para guru peserta, salah satu tahapan penting adalah post test.
Modul 3 dalam program PPG 2025 FPPN 3 menitikberatkan pada filosofi pendidikan dan penerapan nilai dalam dunia pengajaran.
Artikel ini merangkum kunci jawaban dari lima soal post test yang dapat dijadikan bahan belajar mandiri di rumah.
Studi Kasus dalam Post Test
Kasus Pak Wahyu dan Permintaan Toleransi Tugas
Pak Wahyu, guru Bahasa Indonesia di kelas XI SMA, menghadapi dilema ketika siswi cerdas bernama Ayu meminta izin terlambat mengumpulkan tugas akhir semester.
Meskipun kondisi keluarga Ayu mendesak, Pak Wahyu menolak memberikan kelonggaran karena keputusan tersebut harus dijalankan secara konsisten untuk seluruh siswa.
Pendekatan ini menekankan pentingnya keadilan dan konsistensi, serta mengajak siswa meninjau ulang kesepakatan bersama mengenai tenggat waktu tugas.
Baca Juga: KUNCI Jawaban PPG Guru 2025: Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Guru Berdasarkan Permendikbudristek?
Kasus Farel yang Mengganggu Diskusi Kelompok
Di kelas SD, Farel dikenal memiliki inisiatif tinggi namun sering memotong pembicaraan saat diskusi kelompok.
Kondisi ini membuat beberapa siswa merasa tidak dihargai. Untuk mengatasi masalah tersebut, pendekatan yang diambil adalah dengan mengajak Farel berdiskusi secara pribadi sehingga ia dapat merefleksikan dampak perilakunya.
Diskusi ini tidak hanya bertujuan untuk menguatkan nilai respek, tetapi juga menjaga semangat serta kepercayaan diri siswa yang bersangkutan.
Baca Juga: Berapa Lama Validasi Jurnal PPG 2025 di Ruang GTK? Ini Waktu Tunggu dan Tips agar Cepat Lolos
Kasus Bu Rina dan Ulangan Esai
Bu Rina, guru kelas 4 SD, menemukan kasus di mana dua siswa menyerahkan jawaban esai yang sangat mirip saat ulangan Bahasa Indonesia.
Situasi tersebut menimbulkan indikasi adanya ketidakjujuran dalam pengerjaan soal.
Untuk menanamkan nilai kejujuran sejak dini, Bu Rina memilih pendekatan yang mendidik dengan memberikan konsekuensi yang adil disertai refleksi, tanpa membuat siswa merasa terlalu malu atau kehilangan kepercayaan diri.
Langkah ini dirancang agar siswa dapat memahami pentingnya integritas dalam proses belajar.