POSKOTA.CO.ID – Konsep "manusia merdeka" yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara sudah lama menjadi pijakan dalam pendidikan Indonesia.
Pemikiran beliau tidak hanya mengedepankan kebebasan fisik, melainkan juga membangun kemandirian batin yang memungkinkan setiap individu untuk berkembang sesuai potensi dirinya.
Artikel ini akan mengupas konsep tersebut dan bagaimana nilainya diterapkan dalam pendidikan, khususnya dalam konteks program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025.
Baca Juga: Kunci Jawaban Post Test PPG 2025 Modul 2: Pembelajaran Sosial Emosional
Apa Itu "Manusia Merdeka"?
Menurut Ki Hadjar Dewantara, manusia merdeka adalah individu yang hidupnya bersandar pada kekuatan dan kehendak sendiri, baik lahir maupun batin.
Artinya, seseorang harus mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan dan menentukan jalannya sendiri, tanpa bergantung sepenuhnya pada pihak lain.
Konsep ini mengajarkan pentingnya kepercayaan diri, inisiatif, serta semangat untuk terus belajar dan berinovasi.
Kemerdekaan yang dimaksud bukan semata-mata kebebasan dari segi fisik, melainkan juga merujuk pada kebebasan berpikir dan mengembangkan potensi diri.
Baca Juga: 3 Contoh Soal dan Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 PPG 2025: Peran Guru di Pendidikan Nilai
Konteks Pendidikan Nasional
Dalam ranah pendidikan nasional, filosofi Ki Hadjar Dewantara ini menjadi landasan untuk menciptakan insan pendidik dan peserta didik yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Guru diharapkan dapat menjadi contoh nyata dalam menerapkan nilai kemerdekaan dengan mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan memiliki integritas.
Program PPG 2025, sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pendidik, mengintegrasikan prinsip ini sebagai bagian dari proses pembelajaran, sehingga menghasilkan tenaga pendidik yang mampu mencetak generasi mandiri dan inovatif.
Baca Juga: Kunci Jawaban Modul 3 Topik 1 PPG 2025: Menggali Filsafat Pendidikan Berbasis Pancasila
Penerapan di Era Modern
Penerapan konsep "manusia merdeka" menjadi semakin relevan. Pendidikan di era modern perlu mendukung proses eksplorasi dan penemuan ide secara kreatif.
Dengan membekali siswa dengan nilai kemandirian, mereka tidak hanya akan mampu mengatasi masalah, tetapi juga siap beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi dinamika perubahan zaman.
Lingkungan belajar yang kondusif, di mana guru bertindak sebagai fasilitator dan inspirator, diharapkan dapat menghasilkan individu-individu yang kompetitif, visioner, dan memiliki semangat kebangsaan yang tinggi.