POSKOTA.CO.ID - Nama Ahmad Dhani belakangan kembali menjadi sorotan media, terutama setelah pernikahan putranya, Al Ghazali, dengan Alyssa Daguise.
Di tengah euforia publik, perhatian turut tertuju pada sosok ayah Ahmad Dhani, Eddy Abdul Manaf—figur yang selama ini jarang tersorot, namun memiliki latar belakang dan kiprah yang sangat penting dalam sejarah bangsa.
Tidak banyak yang tahu, Ahmad Dhani merupakan anak dari pasangan Eddy Abdul Manaf bin Rusta Sastra Atmajaya dan Theresia Pamela Kohler, seorang perempuan Indonesia keturunan Jerman.
Kombinasi darah diplomat nasionalis dan keturunan Eropa ini turut membentuk karakter Dhani yang nyentrik, kontroversial, namun penuh wawasan historis.
Baca Juga: Kode Redeem FF 20 Juni 2025 Terbaru, Klaim 1000 Diamonds dan Weapon Eksklusif Free Fire
Siapa Eddy Abdul Manaf?
Eddy Abdul Manaf adalah seorang diplomat sekaligus politisi asal Garut, Jawa Barat. Dilansir dari Dalam sebuah wawancara bersama Helmy Yahya di kanal YouTube Helmy Yahya Bicara pada 1 Februari 2021, Ahmad Dhani menunjukkan sejumlah dokumentasi foto masa lalu sang ayah.
Foto-foto itu bukan sekadar kenangan keluarga biasa, melainkan potret sejarah yang merekam kontribusi nyata Eddy Abdul Manaf dalam panggung politik Indonesia.
Salah satu foto memperlihatkan Eddy Abdul Manaf saat terlibat dalam Komando Operasi Tumpas G-30-S di Surabaya, tepat setelah tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965.
Ini menunjukkan bahwa ia tak hanya berkutat dalam dunia diplomasi dan legislatif, tetapi juga terlibat langsung dalam penanggulangan ancaman terhadap stabilitas nasional.
Jabatan Politik dan Keterlibatan di DPR-GR
Salah satu fakta penting yang jarang diketahui publik adalah bahwa Eddy Abdul Manaf pernah menjabat sebagai anggota DPR-GR (Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong). Ia mewakili Fraksi Partai Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), sebuah partai Islam yang kala itu memiliki kekuatan signifikan dalam percaturan politik nasional.
Keterangan ini diungkap langsung oleh Ahmad Dhani dalam unggahan Instagram @ahmaddhaniofficial pada 29 Mei 2019. Foto yang diunggah memperlihatkan sang ayah mengenakan pakaian formal lengkap dengan peci hitam, tengah berorasi di depan kerumunan massa. Unggahan itu turut menyertakan caption:
“Drs Eddy Abdul Manaf, anggota DPR-GR 1966 dari Fraksi Partai Perti.”
Jabatan tersebut tidaklah main-main. DPR-GR merupakan bentuk parlemen yang diberlakukan Presiden Soekarno sebagai perwujudan sistem Demokrasi Terpimpin. Anggotanya dipilih langsung oleh Presiden berdasarkan berbagai fraksi, termasuk partai Islam, nasionalis, hingga militer.
Sejarah Tersembunyi dalam Dinding Rumah Ahmad Dhani
Di rumah Ahmad Dhani yang terletak di kawasan elit Pondok Indah, Jakarta Selatan, tersimpan banyak memorabilia sejarah. Dalam tayangan Helmy Yahya, terlihat bagaimana setiap sudut rumah dipenuhi artefak sejarah, termasuk foto-foto tua yang menggambarkan keterlibatan Eddy Abdul Manaf dalam peristiwa-peristiwa penting.
Helmy Yahya, seorang presenter senior yang dikenal piawai menggali kisah tokoh-tokoh terkenal, bahkan dibuat takjub oleh keberadaan dokumentasi sejarah ini. Salah satu ruangan khusus di rumah Dhani didedikasikan untuk menyimpan jejak-jejak karier sang ayah.
Pendidikan dan Nilai-nilai Hidup
Meskipun informasi mengenai latar belakang pendidikan Eddy Abdul Manaf tidak diuraikan secara mendalam dalam berbagai sumber, namun bisa disimpulkan bahwa beliau memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan gelar “Drs” (Doktorandus) gelar akademik yang lazim disandang oleh lulusan universitas di era itu, terutama dari jurusan sosial politik.
Sebagai seorang diplomat dan politisi, nilai-nilai nasionalisme dan keislaman tampaknya sangat kental dalam pribadi Eddy Abdul Manaf. Hal ini tercermin dari afiliasinya dengan Partai Perti yang memiliki basis Islam tradisional dan perhatian besar terhadap pendidikan serta integritas moral.
Wafatnya Sang Tokoh
Eddy Abdul Manaf meninggal dunia pada 1 Februari 2012, dalam usia yang sudah cukup lanjut. Kepergiannya mungkin tidak banyak diberitakan secara luas, namun melalui cerita dan dokumentasi yang dibagikan Ahmad Dhani, publik kini dapat melihat kembali siapa sebenarnya figur Eddy Abdul Manaf dalam catatan sejarah nasional.
Warisan Sejarah kepada Generasi Baru
Meski lebih dikenal sebagai musisi, Ahmad Dhani juga menunjukkan kepedulian besar terhadap sejarah dan politik, sesuatu yang tampaknya diwarisi dari sang ayah. Dalam berbagai pernyataan dan sikap politiknya, Dhani seringkali merujuk pada nilai-nilai perjuangan, nasionalisme, dan bahkan menyinggung keterlibatan keluarganya dalam sejarah Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa peran seorang ayah tidak hanya terbatas pada hubungan personal, tetapi juga dapat menjadi warisan ideologis dan historis yang membentuk karakter anak-anaknya. Dalam kasus Ahmad Dhani, pengaruh sang ayah sangat kentara dalam pemikiran dan sikapnya di ruang publik.
Eddy Abdul Manaf mungkin bukan tokoh yang sering disebut dalam buku sejarah sekolah, namun peran dan posisinya di era Soekarno menunjukkan bahwa ia adalah bagian penting dari sejarah bangsa. Terlibat dalam parlemen, berdiri melawan pemberontakan, dan menjaga integritas politik melalui Fraksi Perti membuatnya layak diingat sebagai bagian dari sejarah Indonesia yang berwarna.
Dengan semakin terbukanya informasi publik melalui media sosial dan wawancara tokoh-tokoh seperti Ahmad Dhani, sosok-sosok bersejarah seperti Eddy Abdul Manaf kembali mendapat tempat di tengah masyarakat.