“Drs Eddy Abdul Manaf, anggota DPR-GR 1966 dari Fraksi Partai Perti.”
Jabatan tersebut tidaklah main-main. DPR-GR merupakan bentuk parlemen yang diberlakukan Presiden Soekarno sebagai perwujudan sistem Demokrasi Terpimpin. Anggotanya dipilih langsung oleh Presiden berdasarkan berbagai fraksi, termasuk partai Islam, nasionalis, hingga militer.
Sejarah Tersembunyi dalam Dinding Rumah Ahmad Dhani
Di rumah Ahmad Dhani yang terletak di kawasan elit Pondok Indah, Jakarta Selatan, tersimpan banyak memorabilia sejarah. Dalam tayangan Helmy Yahya, terlihat bagaimana setiap sudut rumah dipenuhi artefak sejarah, termasuk foto-foto tua yang menggambarkan keterlibatan Eddy Abdul Manaf dalam peristiwa-peristiwa penting.
Helmy Yahya, seorang presenter senior yang dikenal piawai menggali kisah tokoh-tokoh terkenal, bahkan dibuat takjub oleh keberadaan dokumentasi sejarah ini. Salah satu ruangan khusus di rumah Dhani didedikasikan untuk menyimpan jejak-jejak karier sang ayah.
Pendidikan dan Nilai-nilai Hidup
Meskipun informasi mengenai latar belakang pendidikan Eddy Abdul Manaf tidak diuraikan secara mendalam dalam berbagai sumber, namun bisa disimpulkan bahwa beliau memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan gelar “Drs” (Doktorandus) gelar akademik yang lazim disandang oleh lulusan universitas di era itu, terutama dari jurusan sosial politik.
Sebagai seorang diplomat dan politisi, nilai-nilai nasionalisme dan keislaman tampaknya sangat kental dalam pribadi Eddy Abdul Manaf. Hal ini tercermin dari afiliasinya dengan Partai Perti yang memiliki basis Islam tradisional dan perhatian besar terhadap pendidikan serta integritas moral.
Wafatnya Sang Tokoh
Eddy Abdul Manaf meninggal dunia pada 1 Februari 2012, dalam usia yang sudah cukup lanjut. Kepergiannya mungkin tidak banyak diberitakan secara luas, namun melalui cerita dan dokumentasi yang dibagikan Ahmad Dhani, publik kini dapat melihat kembali siapa sebenarnya figur Eddy Abdul Manaf dalam catatan sejarah nasional.
Warisan Sejarah kepada Generasi Baru
Meski lebih dikenal sebagai musisi, Ahmad Dhani juga menunjukkan kepedulian besar terhadap sejarah dan politik, sesuatu yang tampaknya diwarisi dari sang ayah. Dalam berbagai pernyataan dan sikap politiknya, Dhani seringkali merujuk pada nilai-nilai perjuangan, nasionalisme, dan bahkan menyinggung keterlibatan keluarganya dalam sejarah Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa peran seorang ayah tidak hanya terbatas pada hubungan personal, tetapi juga dapat menjadi warisan ideologis dan historis yang membentuk karakter anak-anaknya. Dalam kasus Ahmad Dhani, pengaruh sang ayah sangat kentara dalam pemikiran dan sikapnya di ruang publik.
Eddy Abdul Manaf mungkin bukan tokoh yang sering disebut dalam buku sejarah sekolah, namun peran dan posisinya di era Soekarno menunjukkan bahwa ia adalah bagian penting dari sejarah bangsa. Terlibat dalam parlemen, berdiri melawan pemberontakan, dan menjaga integritas politik melalui Fraksi Perti membuatnya layak diingat sebagai bagian dari sejarah Indonesia yang berwarna.
Dengan semakin terbukanya informasi publik melalui media sosial dan wawancara tokoh-tokoh seperti Ahmad Dhani, sosok-sosok bersejarah seperti Eddy Abdul Manaf kembali mendapat tempat di tengah masyarakat.