Apa Itu Sistem Among di Taman Siswa? Ini Peran Penting Guru yang Diulas dalam Modul 3 PPG 2025

Rabu 18 Jun 2025, 10:12 WIB
Sistem Pendidikan Taman Siswa Ungkap Peran Guru yang Tak Biasa, Simak Penjelasan Modul 3 PPG (Sumber: Pinterest)

Sistem Pendidikan Taman Siswa Ungkap Peran Guru yang Tak Biasa, Simak Penjelasan Modul 3 PPG (Sumber: Pinterest)

Pendekatan ini tidak hanya melahirkan siswa yang cerdas secara akademis, tetapi juga dewasa secara moral dan emosional. Dalam sistem Among, pendidikan dipandang sebagai proses menuntun hidup, bukan sekadar menjejali otak.

Praktik Among dalam Dunia Pendidikan Kontemporer

Meskipun lahir pada awal abad ke-20, sistem Among tetap relevan dan bahkan semakin dibutuhkan dalam pendidikan abad ke-21. Pendekatan yang memanusiakan siswa, memberi ruang kreativitas, dan menanamkan nilai-nilai luhur sejalan dengan prinsip student-centered learning (pembelajaran berpusat pada siswa) dalam kurikulum merdeka yang kini berlaku di Indonesia.

Kini, guru bukan lagi satu-satunya pemegang otoritas pengetahuan. Di era digital, akses informasi terbuka lebar. Namun justru di tengah banjir informasi ini, kehadiran guru yang membimbing dengan hati dan memberi arah nilai menjadi semakin penting. Sistem Among menjawab tantangan tersebut dengan cara:

  • Menjaga otonomi belajar siswa agar tetap kritis dan tidak mudah terombang-ambing hoaks.
  • Mendorong kemampuan reflektif, agar siswa mampu memahami konteks dan nilai dari apa yang mereka pelajari.
  • Membangun relasi antarpribadi, karena pendidikan sejati hanya bisa tumbuh dalam iklim kepercayaan dan kasih sayang.

Refleksi Guru Masa Kini: Menghidupkan Kembali Semangat Tut Wuri Handayani

Peran guru di era kini memang berbeda, tetapi esensinya tetap sama: membimbing siswa agar menjadi pribadi merdeka lahir batin. Hal ini sejalan dengan semboyan "tut wuri handayani", yang kerap dikutip namun belum sepenuhnya dipraktikkan secara menyeluruh.

Menghidupkan kembali semangat Among berarti menempatkan guru bukan sekadar pelaksana kurikulum, tetapi sebagai pendidik sejati. Guru Among masa kini adalah mereka yang:

  • Adaptif terhadap teknologi, namun tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan.
  • Mendampingi siswa di ruang maya, sekaligus membentuk etika digital yang sehat.
  • Mengajar dengan hati, bukan sekadar mengejar target capaian akademik.
  • Menjadi mitra orang tua, dalam membangun karakter anak secara kolektif.

Baca Juga: Persija Perpanjang Kontrak Carlos Eduardo, Hanif Sjahbandi dan Hansamu Yama Segera Menyusul?

Pendidikan Nilai: Pilar yang Tak Boleh Diabaikan

Pendidikan tidak hanya tentang hasil ujian, tetapi juga proses pembentukan nilai. Dalam sistem Among, nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kemandirian, dan rasa hormat ditanamkan bukan dengan ceramah panjang, tetapi lewat sikap hidup sehari-hari.

Oleh sebab itu, dalam Modul 3 PPG 2025, pendidikan nilai menjadi salah satu pokok bahasan penting. Guru diajak merefleksikan: Apakah saya sudah mendidik dengan hati? Apakah saya menjadi teladan yang bisa ditiru siswa, bukan hanya di kelas tapi juga dalam hidup?

Sistem Among bukan warisan yang harus dikenang sebagai sejarah, tetapi filosofi yang perlu terus dihidupkan dalam praktik pendidikan sehari-hari. Di tengah tantangan zaman, Ki Hajar Dewantara seolah mengingatkan kita: pendidikan bukanlah proses indoktrinasi, tetapi perjalanan pembebasan manusia.

Modul 3 PPG 2025 menjadi pintu refleksi bagi para guru untuk kembali pada akar pendidikan yang merdeka, berkeadaban, dan membangun karakter. Guru masa kini perlu lebih dari sekadar menguasai materi mereka perlu menjadi pendidik sejati yang hidup dalam semangat ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.


Berita Terkait


News Update