Pengamat Nilai Pemeriksaan Ijazah Jokowi Bukan Ancaman, tapi Tuntutan Etis Demokrasi

Selasa 17 Jun 2025, 10:50 WIB
Potret Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI) Joko Widodo. (Sumber: presidenri.go.id)

Potret Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI) Joko Widodo. (Sumber: presidenri.go.id)

POSKOTA.CO.ID – Perdebatan seputar keaslian ijazah Presiden RI ke-7, Joko Widodo, kembali mencuat setelah pernyataan dari pengacaranya yang menyebut bahwa membuka ijazah Jokowi bisa menimbulkan kekacauan.

Pernyataan ini menuai respons tajam dari kalangan pengamat dan publik yang menilai isu tersebut bukan sekadar persoalan hukum, melainkan ujian integritas etika pemimpin negara.

Dalam diskusi bersama jurnalis senior Hersubeno Arief, pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa narasi kekacauan apabila ijazah dibuka merupakan bentuk kekhawatiran berlebihan dan mengindikasikan kegelisahan dari kubu mantan presiden.

"Semakin banyak orang yang datang memberi pembuktian kecil bahwa Jokowi memalsukan ijazahnya. Bahkan Bethor Suryadi terang-terangan mengatakan tahu bahwa itu dibuat di Jalan Pramuka," ujar Rocky Gerung, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa, 17 Juni 2025.

Baca Juga: Pengacara Jokowi Sebut Ungkap Ijazah Bisa Sebabkan Chaos, Rocky Gerung: Argumen Tak Masuk Akal, Rakyat Ingin Tahu Kejujuran Jokowi

Sebelumnya, Bethor Suryadi, seorang aktivis yang dikenal sebagai kader PDIP, menyatakan bahwa ia mendengar langsung dari mantan Gubernur Lemhannas, Andi Widjajanto, bahwa ijazah Jokowi pernah diperlihatkan. Bethor juga menyebut bahwa dua orang yang diduga terlibat dalam pembuatan dokumen palsu kini menghilang.

Rocky Gerung menilai bahwa ketegangan ini muncul akibat keengganan Jokowi menunjukkan kejelasan terhadap pertanyaan publik yang menurutnya sah dalam konteks demokrasi.

"Pertanyaan warga negara terhadap kepala negara adalah pertanyaan pemilik kedaulatan terhadap pemegang representasi kedaulatan itu. Bahkan Jokowi bukan representasi kedaulatan, dia pesuruh dari kedaulatan rakyat,'" tegasnya.

Menurut Rocky, kegagalan dalam menjawab secara terbuka hanya akan memperbesar persepsi negatif yang terlanjur terbentuk di masyarakat. Ia juga menyindir argumen para kuasa hukum Jokowi yang menyatakan bahwa membuka ijazah dapat memicu kekacauan nasional.

Baca Juga: Fakta Kapal Dewi Iriana dan JKW Mahakam Bukan Milik Jokowi, Ini Kepemilikannya Sebenarnya

"Jadi jangan anggap bahwa kalau publik menuntut kejujuran itu maka itu artinya akan terjadi chaos, justru karena disembunyikannya kejujuran, semakin lama kedudukan Jokowi sebagai mantan kepala negara menjadi makin palsu, menjadi makin dangkal," kata Rocky.


Berita Terkait


News Update