POSKOTA.CO.ID – Pengacara mantan Presiden Joko Widodo, Yakub Hasibuan, menyatakan bahwa penyingkapan ijazah milik kliennya berpotensi memicu kekacauan publik.
Pernyataan tersebut mendapat kritik tajam dari pengamat politik Rocky Gerung yang menilai argumen itu tidak logis dan mencerminkan kepanikan pihak Jokowi.
Rocky Gerung menilai dalil tersebut sebagai bentuk ketidaksiapan menghadapi pertanyaan publik. Ia menegaskan bahwa rakyat hanya meminta kejujuran dari mantan Presiden, bukan sekadar dokumen administratif.
“Kelihatannya pihak Jokowi makin panik. Seolah-olah kalau ijazah itu dipertontonkan akan ada chaos. Dari mana keterangan psikologi harus dinyatakan bahwa rakyat kita itu kegilaan ijazah? Jokowi yang ingin diketahui publik adalah kejujuran Jokowi, bukan ijazahnya,” kata Rocky, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa, 17 Juni 2025.
Baca Juga: Diperiksa Penyidik Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo Dicecar 26 Pertanyaan
Menurutnya, persoalan ini bukan tentang prosedur pidana atau perdata, tetapi soal akuntabilitas seorang kepala negara terhadap rakyat yang memilihnya.
“Jokowi itu tidak dituntut untuk memperlihatkan ijazahnya sebagai individu yang bernama Joko Widodo, bukan. Tetapi sebagai kepala negara yang harus mengikuti prosedur administrasi negara,” tambahnya.
Rocky juga menyinggung persepsi publik terhadap Jokowi yang menurutnya telah terbentuk sejak berbagai janji kampanye yang dinilai tidak terpenuhi, seperti soal investasi Rp11.000 triliun, mobil Esemka, hingga penciptaan 20 juta lapangan kerja.
“Reputasi Jokowi adalah pembohong. Oleh karena itu, terbentuk persepsi publik namanya preteks bahwa Jokowi pembohong, maka apapun yang didalilkan Jokowi justru dianggap bohong,” ujarnya.
Baca Juga: Roy Suryo dan Dokter Tifa Diperiksa Polda Metro Jaya Terkait Tudingan Ijazah Palsu Jokowi
Ia menyebut bahwa rakyat sebagai pemilik kedaulatan memiliki hak untuk bertanya, dan kepala negara sebagai perwakilan rakyat wajib menjawab tanpa mengancam balik melalui jalur hukum.