"Siapa yang pernah berdoa minta sukses?" tanya Ustadz Adi. "Terus Allah kasih jalannya, 'Nih, lewatin dulu ini.' Tapi kita malah marah, 'Kenapa harus saya, ya Allah?' Padahal kita sendiri yang minta," tegasnya.
Untuk lebih memahami bagaimana menghadapi ujian, Ustadz Adi mengaitkannya dengan perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.
Sebelum peristiwa besar itu, Rasulullah mengalami tekanan luar biasa: ditolak di Mekah, bahkan dilempari batu di Taif hingga berdarah.
Baca Juga: Alasan Efisiensi, Bupati Pandeglang Ajukan Penangguhan Iuran BPJS Kesehatan Kades dan Perangkat Desa
Saat malaikat menawarkan pembalasan, Rasulullah menolak dengan bijak:
- "La fa’innahum ummatun la ya’lamun."
- "Mohon jangan lakukan, karena mereka melakukan itu kepadaku karena belum tahu saja tentang aku, bukan karena benci."
Sikap ini menjadi teladan dalam menyikapi perlakuan buruk dari orang lain, jika mereka belum tahu, maka tugas kita adalah memberi tahu, bukan membalas dengan kemarahan.
Ustadz Adi menutup tausiyahnya dengan mengingatkan, bahwa tak seorang pun bebas dari ujian.
Namun jika kita menyadari bahwa semua datang dari Allah, bukan untuk menyakiti, melainkan untuk membentuk kualitas diri dan mengantarkan kita pada jawaban dari doa-doa, maka ketenangan hati pun akan hadir.