Kesehatan Mental: Pandangan Islam tentang Panic Attack dan Anxiety, Begini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Sabtu 14 Jun 2025, 14:47 WIB
Ilustrasi anxiety. (Sumber: PxHere)

Ilustrasi anxiety. (Sumber: PxHere)

POSKOTA.CO.ID – Rasa takut dan gelisah kerap kali muncul dalam kehidupan sehari-hari. Tak sedikit orang yang mudah panik, bahkan terhadap hal-hal sepele. Apakah ini merupakan sesuatu yang alami atau justru pertanda gangguan?

Menjawab pertanyaan ini, Ustaz Adi Hidayat memberikan penjelasan yang menarik dan mendalam dalam sebuah sesi tanya jawab.

Seorang penanya bertanya, "Saya suka melihat orang gampang panik, Ustaz. Apakah itu bagian dari fitrah manusia? Apakah setiap orang fitrahnya sama atau Allah membedakan? Tapi kok ada yang dikit-dikit takut, panikan banget, Ustaz?"

Menanggapi pertanyaan ini, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa rasa takut sejatinya adalah bagian dari fitrah manusia.

Baca Juga: 5 Cara Menghentikan Kecanduan Film Porno yang Berdampak Buruk bagi Kesehatan Mental

"Takut yang Allah tanamkan pada jiwa secara fitrah itu ketakutan yang wajar. Ketakutan yang wajar sifatnya ada di tengah," jelas Ustaz Adi mengacu pada Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 143, “Wakadzalika ja’alnakum ummatan wasathan”, yang berarti umat pertengahan, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Adi Hidayat Official pada Sabtu, 14 Juni 2025.

Menurut Ustaz Adi, rasa takut yang wajar itu muncul dalam situasi-situasi tertentu, misalnya gelisah saat anak belum pulang atau melihat awan mendung yang pekat.

Ketakutan semacam ini bisa dikembangkan ke arah yang lebih positif atau sebaliknya, memburuk menjadi kegelisahan tidak wajar.

Baca Juga: Terapi Alternatif Kesehatan Mental, Simak 6 Pilihan yang Bisa Dicoba

Takut Positif

Ustaz Adi menyampaikan bahwa ketakutan yang diarahkan secara positif justru bisa mendekatkan seseorang kepada Allah.

“Kalau yang standar, yang wajar ini kita naikkan levelnya untuk mendekat kepada Allah dengan berlatih zikir, belajar, tidak harus meninggalkan aktivitas harian,” ujarnya.

Ia mencontohkan para sahabat Nabi, seperti Utsman bin Affan yang meskipun memiliki jabatan tinggi, tetap tekun beribadah hingga mampu mengkhatamkan Al-Qur’an. Takut yang positif akan melahirkan sikap hati-hati dalam bertindak, berbicara, dan menjaga perasaan orang lain.

“Kalau bicara nyakitin orang lain nggak? Si lawan bicara tersinggung tidak? Kalau bercanda pun dia cari kata-kata yang tidak berlebihan. Itu kita sudah penjaga. Jadi output-nya selalu yang baik, jiwanya tenang,” ujar Ustaz Adi.

Baca Juga: 5 Bahaya Menonton Film Porno yang Merusak Kesehatan Mental, Awas Kecanduan!

Takut Negatif

Namun, apabila rasa takut tidak terkendali, ia bisa berubah menjadi sesuatu yang negatif.

“Kalau negatif dari yang wajar tadi, terbawanya ke apa yang sekarang disebut anxiety, itu kegelisahan yang tidak wajar,” kata Ustaz Adi.

Menurutnya, rasa cemas yang berlebihan akan mengganggu pikiran dan menjadi beban. Ini bukan lagi rasa takut yang fitrah, melainkan bisikan setan yang dikenal sebagai waswas.

“Sedikit-sedikit gelisah, sedikit-sedikit penasaran, memberikan beban kepada pikiran. Itu waswas dari setan,” tegasnya.

Baca Juga: Manfaat Meditasi untuk Kesehatan Fisik dan Mental, Ini Hal yang Mesti Diketahui

Nabi Muhammad SAW bahkan menyebut bahwa ketergesa-gesaan adalah bagian dari godaan setan. Maka dari itu, penting untuk menenangkan diri dan mencari ketenangan spiritual melalui zikir.

Solusi Spiritual

Untuk mengatasi rasa takut dan kegelisahan yang tidak wajar, Ustaz Adi menganjurkan untuk kembali kepada Allah dengan zikir dan doa.

“Yang pertama adalah membangun kekuatan keyakinan kepada Allah. Berlindung kepada Allah dari godaan setan,” jelasnya.

Salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca adalah:

  • Rabbi inni a’uudzubika min hamazaatis syayaatiin wa a’uudzubika Rabbi an yahduruun.”
  • Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan setan dan dari kehadiran mereka di sekitarku.

Berita Terkait


News Update