Ia mencontohkan para sahabat Nabi, seperti Utsman bin Affan yang meskipun memiliki jabatan tinggi, tetap tekun beribadah hingga mampu mengkhatamkan Al-Qur’an. Takut yang positif akan melahirkan sikap hati-hati dalam bertindak, berbicara, dan menjaga perasaan orang lain.
“Kalau bicara nyakitin orang lain nggak? Si lawan bicara tersinggung tidak? Kalau bercanda pun dia cari kata-kata yang tidak berlebihan. Itu kita sudah penjaga. Jadi output-nya selalu yang baik, jiwanya tenang,” ujar Ustaz Adi.
Baca Juga: 5 Bahaya Menonton Film Porno yang Merusak Kesehatan Mental, Awas Kecanduan!
Takut Negatif
Namun, apabila rasa takut tidak terkendali, ia bisa berubah menjadi sesuatu yang negatif.
“Kalau negatif dari yang wajar tadi, terbawanya ke apa yang sekarang disebut anxiety, itu kegelisahan yang tidak wajar,” kata Ustaz Adi.
Menurutnya, rasa cemas yang berlebihan akan mengganggu pikiran dan menjadi beban. Ini bukan lagi rasa takut yang fitrah, melainkan bisikan setan yang dikenal sebagai waswas.
“Sedikit-sedikit gelisah, sedikit-sedikit penasaran, memberikan beban kepada pikiran. Itu waswas dari setan,” tegasnya.
Baca Juga: Manfaat Meditasi untuk Kesehatan Fisik dan Mental, Ini Hal yang Mesti Diketahui
Nabi Muhammad SAW bahkan menyebut bahwa ketergesa-gesaan adalah bagian dari godaan setan. Maka dari itu, penting untuk menenangkan diri dan mencari ketenangan spiritual melalui zikir.
Solusi Spiritual
Untuk mengatasi rasa takut dan kegelisahan yang tidak wajar, Ustaz Adi menganjurkan untuk kembali kepada Allah dengan zikir dan doa.
“Yang pertama adalah membangun kekuatan keyakinan kepada Allah. Berlindung kepada Allah dari godaan setan,” jelasnya.
Salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca adalah:
- “Rabbi inni a’uudzubika min hamazaatis syayaatiin wa a’uudzubika Rabbi an yahduruun.”
- Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan setan dan dari kehadiran mereka di sekitarku.”