Perbandingan karena Tidak Punya Jati Diri
Kadang kita membandingkan bukan karena menginginkan sesuatu, melainkan karena kita belum tahu siapa diri kita sebenarnya. Melihat orang lain hidup dengan arah yang jelas bisa membuat kita mempertanyakan pilihan hidup sendiri.
“Ketika identitas belum jelas, kita menjadi seperti spons. Kita menyerap keputusan orang lain dan lupa bertanya, apa sebenarnya yang kita inginkan?”
Solusinya adalah menggali nilai-nilai pribadi, apa yang benar-benar penting bagimu?
Hidup seperti apa yang membuatmu bangga, meskipun tak ada yang bertepuk tangan? Pilihan apa yang paling mewakili dirimu, meski terlihat berbeda dari teman-teman? Saat Anda mulai mendefinisikan hidupmu sendiri, kebutuhan untuk membandingkan akan memudar.
Baca Juga: 5 Cara Menghentikan Kecanduan Film Porno yang Berdampak Buruk bagi Kesehatan Mental
Perbandingan dari Otak yang Ingin Bertahan Hidup
Misalnya, Anda merasa bahagia dengan hidupmu. Tapi begitu membuka Instagram dan melihat teman lama yang dulu nilainya biasa-biasa saja kini tampil di TED Talk, tiba-tiba dadamu sesak dan hatimu ciut.
“Ini bukan kecemburuan, ini adalah respon takut dari otak kita yang masih bekerja seperti ribuan tahun lalu.”
Otak kita secara naluriah memindai lingkungan untuk memastikan status sosial. Dahulu, status menentukan keselamatan dalam suku. Kini, lingkunganmu bukan lagi hutan, melainkan Instagram, grup WhatsApp, atau lingkungan kantor.
Solusinya adalah sadari ketika perbandingan muncul dari rasa takut. Rasanya akan muncul sebagai rasa mendesak, tidak nyaman, dan seolah ada yang salah dengan dirimu.
Ambil jeda. Tarik napas. Tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang aku pikirkan tentang hidupku?” Bukan pendapat orang lain, tapi pendapatmu sendiri. Ketika Anda merasa aman di dalam, Anda tak butuh pembanding dari luar.
Baca Juga: Terapi Alternatif Kesehatan Mental, Simak 6 Pilihan yang Bisa Dicoba