Menurut laporan The Jerusalem Post, Rusia telah menggunakan Shahed 136 secara luas dalam konflik di Ukraina untuk menyerang jaringan listrik dan kawasan permukiman sipil.
Sementara itu, kelompok proksi Iran juga meluncurkan drone ini terhadap instalasi militer Amerika Serikat di Irak dan Arab Saudi.
Serangan Iran ke Israel menggunakan drone Shahed menandai eskalasi konflik dengan penggunaan teknologi militer canggih yang semakin terjangkau.
Drone kini menjadi senjata favorit dalam peperangan asimetris, menawarkan biaya rendah namun berdampak tinggi terhadap stabilitas regional.
Pihak militer Israel dan sekutunya kini dituntut untuk mengembangkan sistem pertahanan udara yang lebih adaptif terhadap serangan beruntun dari drone kamikaze, seperti Shahed 136, maupun UCAV tempur jarak jauh seperti Shahed 129.
Kombinasi kedua jenis drone ini menciptakan tekanan taktis yang kompleks, terutama dalam situasi konflik terbuka di wilayah padat penduduk.