3 Strategi Monetisasi TikTok untuk Solopreneur, Kunci Sukses Meraup Cuan dari Video Pendek

Sabtu 14 Jun 2025, 19:38 WIB
Ilustrasi strategi TikTok untuk meraup cuan dari membuat video pendek. (Sumber: Bank Saqu)

Ilustrasi strategi TikTok untuk meraup cuan dari membuat video pendek. (Sumber: Bank Saqu)

POSKOTA.CO.ID - TikTok telah bertransformasi dari sekadar platform hiburan menjadi mesin penghasil uang yang menjanjikan, khususnya bagi para Solopreneur kreatif.

Bagi mereka yang ingin menghasilkan cuan dari video pendek, TikTok adalah ladang subur yang patut digarap.

Namun, perlu diingat, kesuksesan di TikTok tidak semudah kelihatannya. Banyak Solopreneur yang terjun ke dunia content creator malah menghadapi kegagalan, bahkan membuat frustrasi para profesional berpengalaman.

Ambil contoh seorang sutradara video kenamaan di Taiwan. Ia mengutarakan jika kliennya mengeluh karena hasilnya terlalu bagus untuk video pendek. Mereka menginginkan banyak tarian serta natural seperti diambil hanya melalui ponsel.

Baca Juga: Apa Akun Instagram Dhea Friesca, Polwan Polda Sumbar? Viral karena Karaoke Sambil Live TikTok, Tuai Pro Kontra

Hal tersebut memunculkan pertanyaan krusial, mengapa video berkualitas tinggi yang dibuat profesional justru ditolak? Jawabannya terletak pada satu kata kunci, yaitu nativeness.

Pentingnya Nativeness di TikTok

Mengutip dari laman Bank Saqu,  Nativeness adalah kunci utama yang membuat konten terasa orisinal, natural, dan 'asli' dalam ekosistem TikTok.

Semakin kuat nativeness sebuah konten, semakin audiens merasa memiliki kedekatan emosional.

Mengapa nativeness sangat penting? TikTok adalah platform yang sangat user-centric. Algoritmanya memprioritaskan konten berdasarkan engagement, bukan siapa yang membuatnya.

Baca Juga: Viral Polwan Live TikTok Nyanyi di Jam Kerja, Gak Terima Ditegur Netizen

Riset TikTok x Nielsen pada tahun 2021 mengonfirmasi hal ini, menunjukkan bahwa 63 persen pengguna lebih tertarik pada konten brand yang terasa asli dan relatable.

Di TikTok juga berlaku prinsip authenticity over aesthetics, yang berarti pengguna lebih menyukai konten yang terasa jujur dan apa adanya.

Oleh karena itu, para pembuat konten harus mampu "menyamar" sebagai pengguna biasa dan "bermain di area yang sama" dengan audiens.

Konten yang terlihat terlalu polished atau seperti iklan akan langsung di-skip. Memahami nativeness adalah langkah pertama untuk monetisasi TikTok yang efektif.

Baca Juga: Viral Istilah Apple Crumble di TikTok, Apa Hubungannya dengan Mario Oswin dan Chef Juna?

3 Tips Praktis Monetisasi TikTok untuk Solopreneur

Bagi Anda para Solopreneur yang ingin mengembangkan usaha dan menghasilkan cuan dari video pendek di TikTok, berikut adalah tiga strategi praktis, antara lain:

Judul Emosional dan To the Point

TikTok adalah platform serba cepat. Rata-rata pengguna hanya memberi waktu 2-3 detik sebelum memutuskan untuk menonton atau lanjut scroll.

Dalam konteks ini, judul video TikTok atau lebih tepatnya text overlay di awal video menjadi penentu utama.

Contoh judul video TikTok yang kuat:

  • “Kalau kamu belum paham 3 hal ini, semua tools AI-mu percuma.”
  • “Kenapa kamu capek terus? Coba cek 3 penyebab ini.”

Strategi ini memanfaatkan dua kekuatan psikologis FOMO (Fear of Missing Out) dan curiosity.

Jika penonton merasa bisa ketinggalan informasi penting atau merasa tersindir secara personal, mereka akan bertahan lebih lama. Di sinilah peluang bisnis Anda untuk menyampaikan pesan inti.

Gunakan “Grammar Video” yang Konsisten

TikTok menghargai format yang mudah dikenali dan konsisten. Sama seperti serial TV yang punya pola tetap, konten TikTok dengan struktur berulang cenderung lebih mudah membangun kebiasaan menonton di antara audiens Anda.

Beberapa format video TikTok yang terbukti efektif:

  • Q&A Style: Misalnya, “Kenapa baju putihku selalu kusam?” lalu dijawab dalam 20 detik. Format ini menciptakan interaksi langsung dan memberikan solusi cepat.
  • Golden Sentence Ending: Video pendek tentang outfit atau life hack yang ditutup dengan satu kalimat pamungkas yang memorable, seperti “Kerja itu capek, tapi jangan sampai wajahmu ikut menyerah.” Ini membuat video lebih berkesan.

Lakukan Review Berkala Setelah Live Streaming: Kunci Konversi Nyata

Video pendek hanyalah pintu masuk. Konversi nyata dari monetisasi TikTok seringkali terjadi di TikTok Live, marketplace, atau melalui tautan eksternal.

Setelah melakukan live streaming atau kampanye besar, lakukan reviewmenyeluruh, bukan sekadar melihat jumlah views.

Pertanyaan penting yang harus Anda ajukan saat review:

  • Video TikTok mana yang memiliki rasio klik-tayang (CTR) tertinggi?
  • Apakah waktu tayang memengaruhi tingkat konversi TikTok?
  • Gaya host seperti apa yang paling efektif saat TikTok Live?
  • Produk mana yang paling cepat terjual melalui TikTok?

Evaluasi berkala ini membantu Anda menemukan pola yang berhasil, lalu mereplikasi strategi tersebut secara sistematis pada konten TikTok berikutnya.

TikTok: Bukan Sekadar Tampil, Tapi Harus Relevan dan Berorientasi Konversi

TikTok bukan hanya etalase, melainkan arena negosiasi di mana brand dan kreator bersaing memperebutkan engagement tinggi dan peluang monetisasi konten video pendek.

Tampilan menarik saja belum tentu mampu menghasilkan cuan. Namun, dengan konten yang native, terstruktur, dan konsisten, peluang mengubah user menjadi pelanggan menjadi jauh lebih besar.

Di era video pendek ini, Solopreneur tidak cukup hanya menjadi kreator. Mereka harus menjadi arsitek konten yang memahami perilaku penonton, memiliki strategi pengalihan traffic yang cerdas, dan berani mengukur hasil secara berkala.

Ingat, TikTok adalah ladang eksperimen. Siapa yang bisa konsisten, adaptif, dan native, dialah yang akan memenangkan persaingan monetisasi TikTok.


Berita Terkait


News Update