Fenomena seperti ini menegaskan bagaimana media sosial telah menjadi ruang utama perdebatan publik, bahkan dalam persoalan personal.
Setiap pernyataan, baik berupa tulisan, video, maupun komentar, bisa menjadi sumber viralitas sekaligus pembentuk opini massa.
Baca Juga: Profil Pangeran Mangkubumi, Sekjen Relawan Gibranku: Anak Siapa dan Apa Perannya Bela Gibran?
Belum Ada Titik Temu
Sampai artikel ini ditulis, belum ada tanda-tanda penyelesaian damai antara Riyuka dan Heri, terutama dalam soal utang piutang dan penyelesaian harta gono gini. Ketiadaan pernyataan resmi dari pihak Heri terkait pacar barunya juga menambah misteri dan membuka ruang interpretasi liar publik.
Dalam wawancara atau klarifikasi berikutnya, bisa jadi akan muncul fakta baru mengenai identitas pacar tersebut, atau kemungkinan Heri memilih jalur hukum untuk menyikapi tuduhan yang dilayangkan mantan istrinya.
Kasus perceraian antara Riyuka Bunga dan Heri Horeh menjadi contoh nyata bagaimana konflik rumah tangga selebriti bisa terus berlanjut bahkan setelah ketok palu hakim.
Persoalan harta gono gini, sindiran terbuka, dan keberadaan pihak ketiga menjadi elemen yang memperpanjang cerita. Dalam era digital, setiap kata, unggahan, dan sindiran bisa menjadi bahan konsumsi publik yang luas.
Lebih jauh, kasus ini juga mencerminkan pentingnya perjanjian pranikah, komunikasi pasca cerai, dan kesadaran publik figur terhadap dampak sosial media dalam kehidupan pribadi mereka.