MEDAN SATRIA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, Novrian, menegaskan kasus asusila yang melibatkan anak-anak di Kecamatan Medan Satria bukan hanya persoalan perilaku semata, melainkan cerminan rusaknya pola asuh di tingkat keluarga.
"Ada yang salah di keluarga pelaku asusila. Pola didik dan pola asuh orang tua tidak membentuk nilai-nilai yang kuat bagi anak," ungkap Novrian, Kamis 12 Juni 2025.
"Mereka tidak punya filter, tidak ada bonding, dan tidak ada aturan yang jelas di rumah. Akibatnya, anak melakukan apa yang dia lihat, tanpa paham benar atau salahnya," jelas Novrian.
Dari hasil asesmen KPAD, diketahui bahwa orang tua pelaku sebenarnya sudah menyadari semua ini sebelum kasus mencuat. Bahkan pengetahuan dasar mereka soal cara mengasuh anak pun terbilang lemah.
Baca Juga: Wali Kota Bekasi Beri Dukungan Psikologis dan Hukum untuk Keluarga Korban Pencabulan
"Orang tua terlalu sibuk memenuhi kebutuhan harian, seperti makanan dan pakaian. Sementara pendidikan pola asuh, dan bonding emosional dengan anak diabaikan," ungkapnya.
"Komunikasi di rumah pun minim. Ini menjadi pekerjaan rumah besar kita bersama, karena bisa saja kasus serupa muncul lagi ke depan," jelasnya.
Novrian mengungkapkan fakta bahwa anak pelaku sebelumnya juga diduga korban pelecehan, sehingga memunculkan dugaan adanya lingkaran kekerasan yang tak pernah putus karena lemahnya sistem perlindungan anak di negeri ini.
"Anak-anak ini adalah korban sistem. Negara belum mampu memproteksi tayangan-tayangan berbau pornografi yang masih bisa dikonsumsi anak di bawah umur. Akhirnya anak-anak ini meniru tanpa tahu batasan moral maupun hukum," ujar Novrian.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti respons lingkungan sosial yang kerap memberi stigma kepada anak pelaku, bukannya mencari solusi jangka panjang.
"Dari hasil asesmen kami, justru anak-anak ini makin tertekan karena adanya stigma buruk dan dikucilkan lingkungan. Pengusiran pelaku bukanlah opsi terbaik dalam hal ini. Masalahnya hanya dipindahkan, bukan diselesaikan," tegasnya.