Perlu kolaborasi antara pemerintah , masyarakat, serta pelaku industri dalam mengelola dan mengolah sumber daya alam yang begitu melimpah ruah.
Dengan satu tekad kolaborasi demi kemajuan dan kejayaan negeri, bukan keuntungan pribadi bagi mereka dengan mengatasnamakan kolaborasi.
Masyarakat pun harus sadar mengenai pentingnya lingkungan sekitar bagi kehidupan dan masa depan kita.
Jangan rusak lingkungan hanya untuk kepentingan sesaat seperti kegiatan ilegal logging dan penambangan liar..
Kegiatan pembangunan yang dilakukan perlu memperhatikan lingkungan setempat. Tata ruang, daerah resapan air dan sebagainya yang belakangan kian terlihat tanpa koordinasi sehingga terkesan jalan sendiri - sendiri.
Sekiranya masih ada kebijakan yang perlu dikoreksi karena terdapat kekeliruan selama ini, pemerintah perlu membuka diri.
Sebab, sikap keterbukaan ini bentuk adanya kehendak perubahan. Berubah menuju lebih baik lagi demi kejayaan negeri, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Maknanya mengatasi masalah lingkungan perlu kebijakan konkret, bukan sebatas gerakan moral berupa ajakan atau imbauan.
Masyarakat akan terlibat aktif menjaga lingkungan sekitar, jika kebijakan yang digulirkan pemerintah memihak dan memberi dampak positif bagi kehidupan mereka.
Sebaliknya jika kebijakan soal lingkungan dirasakan hanya menguntungkan sekelompok atau segelintir orang, jangan disalahkan jika sebagian masyarakat lainnya akan berpangku tangan menyaksikan kerusakan lingkungan.
Mari kita selamatkan lingkungan kita. Mari kita rawat, jaga dan lestarikan lingkungan hidup kita demi anak – anak cucu kita. (Azisoko)