POSKOTA.CO.ID – Belakangan ini dunia olahraga Tanah Air dihebohkan dengan pemberian hadiah mewah dari Presiden Prabowo Subianto kepada para pemain sepak bola Timnas Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, Prabowo memberikan jam tangan mewah merk Rolex yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah kepada para pemain Timnas Indonesia usai laga melawan China pada gelaran Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Pemberian itu dilakukan ketika sang presiden mengundang para pemain dan pelatih ke kediamannya di Kartanegara, Jakarta pada Jumat, 6 Juni 2025.
Hadiah ini diberikan dalam rangka kemenangan Timnas Indonesia dengan skor 1-0 melawan China serta memastikan tempat di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Buntut hal itu, Prabowo mendapatkan kritik tajam dari atlet wushu kenamaan Indonesia, Lindswell Kwok.
Lindswell Kwok menyebut adanya kesenjangan atlet hingga mengkritik soal efisiensi. Bahkan, Lindswell membandingkan anggaran cabor sepak bola dengan cabor lain.
Hal tersebut membuat publik bertanya-tanya, sebenarnya berapa anggaran untuk setiap cabor yang ada di Indonesia.
Berikut informasinya:
Bantuan Spesifik ke 13 Cabor Unggulan (tahap I)
Bantuan spesifik ke 13 cabor unggulan tahap I diumumkan pada 14 April 2025 oleh Menpora dengan rincian sebagai berikut:
1. Sepak Bola (PSSI): Rp 199,8 miliar
2. Bulu Tangkis (PBSI): Rp 37,6 miliar
3. Panjat Tebing (FPTI): Rp 25 miliar
4. Panahan (Perpani): Rp 20,4 miliar
5. Atletik (PASI): Rp 19,9 miliar
6. Dayung (PODSI): Rp 19,3 miliar
7. Menembak (PERBAKIN): Rp 18 miliar
8. Angkat Besi (PABSI): Rp 16 miliar
Baca Juga: Berpura-pura jadi Suporter Timnas Indonesia, 3 Pencopet Ditahan
9. Balap Sepeda (ISSI): Rp 13,4 miliar
10. Judo (PJSI): Rp 10,7 miliar
11. Akuatik (Renang, dsb.): Rp 9,9 miliar
12. Surfing (PSOI): Rp 9 miliar
13. Senam (PERSANI): Rp 8,8 miliar
Tambahan dukungan:
14. Kejuaraan Dunia Panjat Tebing: Rp 5 miliar
15. World Surf League (WSL): Rp 7,5 miliar

Kebijakan efisiensi anggaran oleh Presiden berdampak signifikan terhadap sektor olahraga, khususnya di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Anggaran Kemenpora mengalami pemangkasan drastis hingga sekitar 55% dari total pagu awal. Hal ini berimbas langsung pada pembiayaan pelatnas (pemusatan latihan nasional) dan persiapan untuk ajang SEA Games, terutama bagi cabang olahraga yang tidak termasuk dalam kategori Olimpiade.
Banyak cabor non-Olimpiade yang akhirnya mengalami keterbatasan fasilitas dan dukungan akibat keterbatasan dana tersebut.
Baca Juga: Berapa Ranking FIFA Timnas Indonesia Usai Kalahkan China?
Meskipun demikian, pemerintah menegaskan bahwa pelatnas untuk cabang-cabang prioritas, seperti yang masuk dalam ajang Olimpiade dan SEA Games, akan tetap dijalankan sebagaimana mestinya.
Bahkan, pemerintah juga berencana menyalurkan bantuan lanjutan melalui kucuran dana tahap kedua guna menjaga keberlangsungan pembinaan atlet-atlet potensial.