Ibu Pertiwi Meringis! Raja Ampat Terancam Tambang Nikel, Aktivis Lingkungan dan Netizen Ramaikan Tagar SaveRajaAmpat

Kamis 05 Jun 2025, 12:05 WIB
Kondisi miris Raja Ampat yang beralih jadi tambang nikel viral di media sosial, aktivis dan netizen menuntut pembatalan proyek (Sumber: Instagram/@greenpeaceid)

Kondisi miris Raja Ampat yang beralih jadi tambang nikel viral di media sosial, aktivis dan netizen menuntut pembatalan proyek (Sumber: Instagram/@greenpeaceid)

POSKOTA.CO.ID - Raja Ampat yang selalu membuat siapapun terpesona dengan laut biru dan terumbu karangnya kini mulai kehilangan keelokannya. Gugusan kepulauan di Papua Barat Daya itu perlahan berubah menjadi area pertambangan nikel, mengundang keprihatinan banyak pihak.

Foto dan video yang beredar di media sosial memperlihatkan bekas galian yang merusak kekayaan alam, memicu gerakan tagar SaveRajaAmpat untuk menyelamatkan surga bawah laut tersebut.

Masyarakat, aktivis, hingga netizen bergerak bersama menentang rencana pembangunan smelter nikel di kawasan itu. Mereka menuntut pemerintah menghentikan proyek yang dinilai mengancam keanekaragaman hayati dan keindahan alam Raja Ampat, salah satu destinasi wisata bahari terbaik di dunia.

Baca Juga: Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini, Tegaskan Dampak Serius Imbas Hilirasi Tambang Nikel di Raja Ampat

Dari Surga Laut ke Lahan Tambang

Ilustrasi AI, kondisi Raja Ampat imbas hilirasi tambang nikel. (Sumber: X/@youraiinbow)

Raja Ampat, gugusan kepulauan di Papua Barat Daya, sebelumnya terkenal dengan keanekaragaman hayati bawah lautnya.

Kawasan ini memiliki 574 spesies terumbu karang dan 553 jenis ikan karang, menjadikannya salah satu ekosistem laut terkaya di dunia. Namun, rencana pembangunan smelter nikel di wilayah tersebut mengubah segalanya.

Publik dikejutkan dengan video unggahan akun Instagram @greenpeaceid, yang sudah ditonton lebih dari 10 juta views, berisikan suara dan visual tanah-tanah yang dikeruk untuk tambang nikel. "Selamatkan Papua, Papua bukan tanah kosong, Save Raja Ampat" seru para aktivis lingkungan, menuntut pembatalan proyek tersebut.

Baca Juga: Purnawirawan TNI Desak Pemakzulan Gibran, Rocky Gerung: Ini Ujian Demokrasi dan Moralitas Publik

Protes Masyarakat dan Respons Politik

Rencana tambang ini telah menuai penolakan keras dari warga setempat. Bahkan, anggota DPR RI dikabarkan telah turun tangan untuk menghentikan proyek tersebut. Namun, hingga kini, belum ada kepastian dari pemerintah.

Netizen pun ramai-ramai mengkritik kebijakan ini. Seorang warganet menulis, "Ayo bikin petisi, lindungi Ibu Pertiwi", warganet lainnya "kita semua harus selamatkan raja ampat".

Ada pula yang menyindir pemerintah dengan nada pedas "Tak perlu berharap indah pada negara ini, yang mereka pikirkan (pejabat dan pengusaha) hanya perut dan kekayaan diri sendiri."

Beberapa bahkan secara terbuka men-tag Presiden dan Wakil Presiden: "@prabowo @gibran_rakabuming mau sampai kapan lingkungan dirusak pak demi cuan?"

Ancaman bagi Keanekaragaman Hayati

Raja Ampat terdiri dari empat pulau utama: Waigeo, Misool, Salawati, dan Batanta. Kawasan ini bukan hanya destinasi wisata internasional, tetapi juga rumah bagi ribuan spesies laut. Jika tambang nikel terus beroperasi, kekayaan alam ini terancam punah.

"Tolong pak presiden hentikan penambangan ini... kami tidak mau alam yang indah hancur... Raja Ampat atau pun di mana saja adalah kekayaan alam yang harus dilestarikan," tulis seorang netizen.

Baca Juga: Kemenkes Catat 7 Kasus Covid-19 Subvarian Omicron JR1 Sejak Mei 2025, Walaupun Fatality Rate Rendah, Tetap Diimbau Waspada

Dukungan Nasional dan Internasional

Isu ini tidak hanya menjadi sorotan nasional, tetapi juga menarik perhatian dunia. Banyak pihak mendesak pemerintah untuk menghentikan proyek tambang dan beralih ke pembangunan berkelanjutan.

Dengan semakin viralnya tagar SaveRajaAmpat, tekanan terhadap pemerintah semakin besar. Pertanyaannya sekarang: Akankah Raja Ampat diselamatkan, atau akan terus dikorbankan demi industri?


Berita Terkait


News Update