Raja Ampat menjadi pusat keanekaragaman karang dunia dan lebih dari 75 persen spesies karang tercatat di planet ini ditemukan di perairan Raja Ampat.
Terumbu karang inilah yang membentuk dasar ekosistem laut, menyediakan tempat berlindung serta sumber makanan bagi ribuan spesies ikan dan invertebrata laut.
Baca Juga: Viral Aksi Greenpeace, Ada Apa di Balik Seruan 'Save Raja Ampat'?
Terumbu karang juga berperan dalam siklus nutrisi laut, merangkum plankton, mendukung proses reproduksi ikan dan menjaga kejernihan air.
Kerusakan karang akan berdampak luas seperti penurunan populasi ikan, terganggunya rantai makanan serta menurunnya kemampuan pantai dalam menahan gelombang dan abrasi.
Kehilangan keanekaragaman karang tidak hanya berarti hilangnya keindahan alam, tetapi terputusnya fungsi ekosistem yang menjaga kelangsungan hidup berbagai biota laut.
Sumber Kehidupan Masyarakat Setempat
Lebih dari 50.000 jiwa hidup di sekitar gugusan pulau Raja Ampat dan tersebar di 117 kampung pesisir.
Laut bukan sekedar pemandangan indah, tetapi menjadi sumber makanan utama dan sumber pendapatan bagi masyarakat setempat.
Menurunnya stok ikan atau rusaknya terumbu karang akan memaksa masyarakat berpindah profesi serta berpotensi menimbulkankan konflik sosial, penurunan pendapatan dan memutus rantai budaya tradisional yang sudah berlangsung secara turun-temurun.
Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Raja Ampat menyimpan kekayaan hayati yang sulit ditandingi, tercatat sebanyak 2.500 spesies ikan laut, 47 mamalia laut dan darat, serta 274 spesies burung.