Restrukturisasi Perusahaan, TikTok Shop Dikabarkan PHK Massal Karyawannya

Selasa 03 Jun 2025, 10:44 WIB
Restrukturisasi perusahaan, TikTok Shop kabarnya PHK massal karyawan. (Sumber: Freepik)

Restrukturisasi perusahaan, TikTok Shop kabarnya PHK massal karyawan. (Sumber: Freepik)

POSKOTA.CO.ID - TikTok Shop sebagai platform belanja daring milik raksasa teknologi asal Tiongkok, ByteDance Ltd dikabarkan tengah bersiap melakukan restrukturisasi besar-besaran.

Salah satu langkah utama dalam upaya ini adalah rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap sebagian karyawannya di Indonesia.

Langkah ini dilaporkan sebagai bagian dari strategi penghematan biaya dan penyelarasan struktur organisasi setelah akuisisi Tokopedia dari GoTo Group pada akhir tahun lalu.

Nilai akuisisi yang mencapai 1,5 miliar dolar tersebut memungkinkan ByteDance kembali aktif di sektor e-commerce lokal, pasca pelarangan operasional TikTok Shop oleh pemerintah Indonesia pada 2023.

Baca Juga: Geger Salju di Riau, Seperti Apa Fakta di Balik Video yang Viral di TikTok?

Menurut sumber yang dikutip Bloomberg, PHK ini akan menyasar berbagai divisi, mulai dari logistik, operasional, pemasaran, hingga pergudangan.

Setelah proses ini rampung, diperkirakan jumlah total karyawan gabungan TikTok Shop dan Tokopedia di Indonesia akan menyusut hingga sekitar 2.500 orang, dari yang sebelumnya mencapai 5.000 orang.

Langkah Evaluatif dan Penyesuaian Organisasi

Juru bicara TikTok mengonfirmasi bahwa perusahaan rutin mengevaluasi kebutuhan bisnis dan melakukan penyesuaian untuk memperkuat organisasi serta meningkatkan kualitas layanan pelanggan.

Namun, pihaknya tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah karyawan yang terdampak maupun skema PHK yang akan dijalankan.

Baca Juga: Profil TikToker Sabyyna yang Viral Usai Jadi Korban Rasisme di Halte Transjakarta Taman Anggrek

"Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan di Indonesia secara keseluruhan, sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi berkelanjutan," ujar juru bicara tersebut.


Berita Terkait


News Update