Jokowi Dinilai Makin Terdesak, Desakan Pemakzulan Gibran dan Kontroversi Ijazah Terus Menguat

Senin 02 Jun 2025, 12:45 WIB
Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) telah menjalani pemeriksaan oleh penyidik Bareskrim Polri terkait tuduhan ijazah palsu, di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 20 Mei 2025. (Sumber: Poskota/Ali Mansur)

Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) telah menjalani pemeriksaan oleh penyidik Bareskrim Polri terkait tuduhan ijazah palsu, di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 20 Mei 2025. (Sumber: Poskota/Ali Mansur)

Hubungan PDIP dengan Jokowi disebut sangat memburuk, terlebih setelah tudingan framing isu judi online yang menyeret Menko Polhukam Budi Gunawan, kader PDIP.

Sementara itu, partai Golkar yang kini dipimpin Bahlil Lahadalia, orang dekat Jokowi, diprediksi akan menolak pemakzulan. Namun, arah politik partai tersebut tetap dinamis, tergantung sikap Prabowo Subianto, presiden terpilih dan Ketua Umum Partai Gerindra.

“Tradisi Golkar adalah selalu mengikuti siapa penguasanya. Dalam hal ini, tentu penguasanya adalah Pak Prabowo,” jelas Hersubeno.

Baca Juga: Jokowi Laporkan Roy Suryo Cs, Mantan Ketua KPK Abraham Samad: Ini Bahaya, Suara Kritis Dibungkam!

Situasi politik menjadi semakin rumit ketika isu dugaan ijazah palsu Jokowi kembali mencuat. Meskipun Bareskrim telah menyatakan bahwa ijazah Jokowi asli, tekanan opini publik terus menguat.

Jokowi telah melaporkan beberapa tokoh, seperti Roy Suryo, Dr. Rismon, dan Dr. Tifa, yang meragukan keaslian ijazahnya. Namun, proses hukum terhadap mereka dinilai tidak akan berjalan mulus.

“Tidak semudah itu bagi Polda untuk memproses Roy Suryo dan kawan-kawan,” ujar Hersubeno, meragukan kekuatan argumen semata dari hasil investigasi Bareskrim.

Secara keseluruhan, Jokowi kini menghadapi dua front utama: gugatan hukum atas keabsahan ijazahnya dan tekanan politik atas posisi Gibran.

Baca Juga: Soroti Isu Ijazah Jokowi Palsu, Anas Urbaningrum: Sukses Secara Politik

Dalam konstelasi politik yang belum stabil menjelang pelantikan pemerintahan baru, dinamika antara Jokowi dan Prabowo juga kian menjadi sorotan.

“Dulu, Pak Harto yang begitu kuat pun bisa dimakzulkan dalam waktu singkat,” pungkas Hersubeno, mengingatkan bahwa segala kemungkinan masih terbuka.


Berita Terkait


News Update