POSKOTA.CO.ID – Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang semula dijadwalkan berlangsung pada akhir April atau Mei 2024, kini ditunda hingga Agustus atau September.
Penundaan ini diklaim karena banyaknya kader dan pengurus yang tengah menunaikan ibadah haji.
Namun di balik penundaan tersebut, bursa calon ketua umum PPP kian menghangat, termasuk dengan munculnya nama mantan Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi disebut-sebut sebagai kandidat ketua umum PPP. Informasi ini mencuat dari pernyataan Ketua Mahkamah Partai PPP, Ade Irfan Pulungan.
Langkah Jokowi untuk memimpin partai, baik PPP maupun PSI, dinilai sebagai bagian dari strategi politik menuju Pilpres 2029.
Dalam analisis yang disampaikan oleh pengamat politik Hersubeno Arief, manuver ini dapat dibaca sebagai langkah adanya kepentingan baik dari Jokowi maupun PPP.
“Jokowi jelas ingin menjadi ketua umum partai dan bicara tentang Pilpres 2029, sementara PPP berharap bisa menemukan figur kuat yang dapat membawa mereka kembali ke Senayan,” ujar Hersubeno dalam kanal YouTube Hersubeno Point, dikutip oleh Poskota pada Senin, 1 Juni 2025.
Jika Jokowi benar-benar maju dan didukung penuh internal PPP, ini bisa menjadi langkah politik strategis. Baik untuk keberadaan PPP di parlemen, maupun untuk masa depan politik keluarga Jokowi, terutama Gibran Rakabuming Raka.
“Dia (Jokowi) ingin duduk setara dengan Megawati, SBY, maupun Prabowo. Jangan terlalu jauh di bawahnya,” kata Hersubeno.