JAKARTA, POSKOTA.CO.ID — Ancaman gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor perhotelan dan restoran diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan.
Hal ini disampaikan oleh pengamat ekonomi Bhima Yudhistira Adhinegara.
"Gelombang PHK massal di sektor perhotelan dan restoran diproyeksi masih berlangsung sampai tahun depan," kata Bhima saat dihubungi, Jumat, 30 Mei 2025.
Menurut Bhima, langkah efisiensi belanja yang dilakukan pemerintah membuat pelaku usaha di sektor ini kesulitan mempertahankan jumlah karyawan.
Baca Juga: Pramono Jawab Kekhawatiran PHRI soal Penurunan Okupansi Hotel di Jakarta yang Bisa Picu PHK Massal
"Selama efisiensi belanja pemerintah terus dilanjutkan, maka pelaku usaha hotel tidak punya opsi selain efisiensi. Bahkan ada hotel yang 70 persen pendapatannya berasal dari rapat kementerian dan pemda," ujarnya.
Bhima menilai, pemerintah, khususnya Pemprov Jakarta, perlu turun tangan untuk membantu para korban PHK.
"Yang harus dilakukan adalah realokasi karyawan yang di-PHK dari sektor perhotelan ke sektor usaha lainnya, dan itu butuh fasilitasi dari Pemda DKI," katanya.
Ia menyebut, sektor industri seperti kosmetik dan perawatan tubuh bisa menjadi alternatif untuk menyerap tenaga kerja terdampak.
"Kalau data korban PHK-nya akurat, Pemda bisa kerja sama dengan industri yang masih tumbuh, misalnya industri kosmetik dan perawatan tubuh untuk rekrut korban PHK," tambah Bhima.
Baca Juga: Kisah Manchester United 2024-25: PHK Ratusan Karyawan hingga Raih Poin Terburuk Sepanjang Sejarah