Skor Tertinggi dan Terendah UTBK 2025: Kapan Diumumkan dan Cara Mengeceknya

Rabu 28 Mei 2025, 12:00 WIB
Potret peserta seleksi UTBK 2025. (Sumber: UNAIR)

Potret peserta seleksi UTBK 2025. (Sumber: UNAIR)

POSKOTA.CO.ID - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) telah mengumumkan hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025.

Sebanyak 253.421 calon mahasiswa dinyatakan lulus dari total 860.976 peserta yang mengikuti tes di 145 perguruan tinggi negeri (PTN) seluruh Indonesia.

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, Eduart Wolok, dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jakarta, Selasa 27 Mei 2025.

Salah satu sorotan utama adalah skor tertinggi 819,85 yang diraih peserta jenjang Sarjana (S1), sementara skor terendah berada di angka 200,00.

Baca Juga: Pengumuman Hasil UTBK 2025 Hari Ini 28 Mei Pukul 15.00 WIB, Ini Cara Cek dan Link Alternatifnya

Skor Tertinggi dan Terendah

Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, Eduart Wolok, mengungkapkan bahwa skor tertinggi tahun ini diraih oleh peserta jenjang Sarjana (S1) dengan nilai 819,85. Angka ini turun dibandingkan rekor 2024, ketika peserta dari Universitas Indonesia (UI) prodi S1 Teknik Elektro mencetak skor 859,13.

"Kemudian nilai rata-rata berada di angka 545,78, dan nilai terendah di skor 200,00," jelas Eduart dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jakarta, Selasa 27 Mei 2025.

Berikut rincian skor per jenjang:

Diploma 3 (D3)

  • Minimum: 293,92
  • Rata-rata: 529,39
  • Maksimum: 731,21

Diploma 4 (D4)

  • Minimum: 284,16
  • Rata-rata: 541,47
  • Maksimum: 774,38

Sarjana (S1)

  • Minimum: 200,00
  • Rata-rata: 545,78
  • Maksimum: 819,85

Tidak Ada Ranking 20 Besar, Ini Alasannya

Eduart menegaskan bahwa tahun ini panitia tidak merilis daftar ranking peserta. Kebijakan ini diambil karena kelulusan SNBT 2025 didasarkan pada 30 persen nilai tertinggi di masing-masing prodi, bukan skor keseluruhan.

"Peserta yang lolos itu berdasarkan 30 persen peserta dengan nilai tertinggi di masing-masing program studi," ujarnya.

Sistem ini sekaligus menandai penghapusan passing grade atau batas minimal kelulusan. Tujuannya, mengurangi beban psikologis peserta dan memfokuskan kompetisi pada prodi yang dipilih. "Dengan tidak ada batas ambang bawah, peserta tidak lagi ‘disandera’ oleh persaingan lintas prodi," tambah Eduart.

Tingkat Keketatan Kelulusan


Berita Terkait


News Update