Viral Pemasangan Eskalator di Situs Cagar Budaya Borobudur, Inovasi Akses atau Ancaman Kelestarian Warisan Dunia?

Selasa 27 Mei 2025, 08:40 WIB
Struktur logam sementara yang menyerupai eskalator terlihat terpasang di tangga Candi Borobudur pada Mei 2025. (Sumber: X/@MurtadhaOne1)

Struktur logam sementara yang menyerupai eskalator terlihat terpasang di tangga Candi Borobudur pada Mei 2025. (Sumber: X/@MurtadhaOne1)

Menanggapi kekhawatiran publik, pemerintah memastikan bahwa tidak ada tindakan yang bersifat merusak struktur asli dari batuan Candi Borobudur.

Hasan menegaskan bahwa seluruh proses pemasangan dilakukan di bawah pengawasan ketat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, termasuk para arkeolog dan pakar konservasi cagar budaya.

“Tidak ada satu pun proses pengeboran atau pemasangan paku pada batuan asli candi. Semua struktur bersifat sementara, hanya diletakkan dengan metode tekanan seimbang dan sistem pengunci non-invasif,” jelas Hasan.

Fasilitas Aksesibilitas untuk Tamu Kenegaraan

Selain instalasi eskalator, pemerintah juga mempersiapkan dua fasilitas utama untuk mendukung kunjungan tamu negara. Pertama, ramp atau jalur landai yang difungsikan agar tamu negara dapat mencapai level keempat candi dengan berjalan kaki secara lebih mudah.

Kedua, stair lift atau kursi bantu naik yang akan membawa tamu hingga ke lantai ketujuh atau kedelapan, memungkinkan pengalaman wisata yang menyeluruh tanpa menguras tenaga.

Fasilitas tersebut dirancang tidak hanya untuk memudahkan Presiden Macron dan delegasi, tetapi juga sebagai prototype uji coba sistem aksesibilitas universal di candi, guna mendukung kunjungan wisatawan berkebutuhan khusus di masa depan.

Ketinggian dan Kompleksitas Struktur Borobudur

Candi Borobudur memiliki ketinggian sekitar 35 meter, setara dengan gedung 12 lantai. Untuk mencapai bagian puncak, pengunjung harus menaiki lebih dari 200 anak tangga batu yang berundak.

Tidak semua pengunjung, termasuk delegasi negara, memiliki kondisi fisik yang memungkinkan untuk menapaki seluruh jalur tersebut. Oleh karena itu, pendekatan fasilitas sementara dianggap relevan dan adaptif terhadap kebutuhan situasional.

Sikap Publik dan Perluasan Wacana Konservasi

Meski klarifikasi resmi telah disampaikan, perdebatan di ruang publik tetap berlangsung. Sebagian netizen dan aktivis pelestarian budaya tetap menyuarakan keberatan atas segala bentuk intervensi terhadap situs warisan dunia, tidak terkecuali instalasi temporer.

Mereka menilai bahwa tindakan pemerintah berpotensi mencederai nilai spiritual dan arsitektural Candi Borobudur, yang semestinya dijaga keutuhannya tanpa kompromi.

Namun, di sisi lain, banyak pula yang memandang bahwa selama intervensi bersifat sementara, aman, dan tidak merusak, maka hal tersebut dapat diterima sebagai bentuk diplomasi budaya dan kesiapan Indonesia dalam menjamu tamu negara secara berkelas.

Baca Juga: Terancam Kehilangan Nafkah, Pedagang Kopi Sekitar Unisma Pasrah Warung Dibongkar Pemkot Bekasi

Borobudur sebagai Simbol Diplomasi Budaya


Berita Terkait


News Update