Dedi Mulyadi Siap Tindak Tegas Oknum Bobotoh Perusak GBLA, Dikirim ke Barak atau Penjara?

Selasa 27 Mei 2025, 12:35 WIB
Dedi Mulyadi akan tindak tegas pelaku perusakan lapang di Stadion GBLA pada perayaan juara Persib Bandung. (Sumber: Istimewa)

Dedi Mulyadi akan tindak tegas pelaku perusakan lapang di Stadion GBLA pada perayaan juara Persib Bandung. (Sumber: Istimewa)

POSKOTA.CO.ID - Momen kemenangan Persib Bandung pada laga final BRI Liga 1 musim 2024/2025 yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) diwarnai euforia besar dari para pendukung setianya, bobotoh.

Sayangnya, selebrasi kemenangan tersebut tercoreng oleh ulah sejumlah oknum bobotoh yang melakukan perusakan rumput stadion dan fasilitas pendukung lainnya.

Tindakan ini terekam dalam beberapa video yang beredar luas di media sosial, termasuk diunggah oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melalui akun Instagram resminya.

Dalam unggahannya, Dedi menyatakan kemarahannya atas tindakan tidak bertanggung jawab ini dan menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberikan toleransi terhadap pelaku.

Baca Juga: Setelah Ayam Goreng Widuran Viral, Ini Cara Membedakan Makanan yang Mengandung Minyak Babi

"Kita akan proses sesuai hukum. Aparat akan menjemput mereka untuk dimintai klarifikasi dan pemeriksaan. Bila unsur pidana terpenuhi, maka akan diproses hukum," ujar Dedi Mulyadi.

"Bila masih di bawah umur, maka barak militer akan menjadi tempat pembinaan mereka," kata dia.

Langkah Tegas demi Menjaga Ketertiban Publik

Langkah Gubernur Dedi Mulyadi dinilai sebagai bentuk komitmen untuk menegakkan disiplin publik, khususnya dalam hal menjaga fasilitas umum seperti stadion olahraga.

Kerusakan pada rumput lapangan, tiang gawang, dan fasilitas lainnya bukan hanya merugikan pemerintah daerah, tetapi juga Persib Bandung sebagai klub kebanggaan warga Jawa Barat.

Baca Juga: PT Maruwa Indonesia Batam Bangkrut, Sebanyak 205 Karyawan Menuntut Gaji yang Tak Dibayar 2 Bulan dan Pesangon

Pihak pengelola stadion pun turut mengkonfirmasi bahwa kerusakan tersebut membutuhkan perbaikan besar-besaran dan menyebabkan kerugian hingga ratusan juta rupiah.


Berita Terkait


News Update