POSKOTA.CO.ID - Maraknya kasus intimidasi oleh debt collector (DC) pinjaman online (pinjol) kembali mencuat. Kali ini, modus yang digunakan semakin canggih dengan mengirimkan link palsu yang mengatasnamakan Google Kontak.
Banyak korban yang gagal bayar (galbay) atau telat membayar tagihan menjadi sasaran teror psikologis melalui pesan ancaman. Tak sedikit peminjam yang merasa panik ketika mendapat pesan berisi klaim bahwa data kontak mereka telah diretas.
Padahal, link yang dikirimkan ternyata hanya mengarah ke halaman profil Google pengguna, bukan alat peretasan sebagaimana diancamkan. "Ini murni taktik untuk menekan korban agar segera melunasi utang," jelas Tools Pinjol.
Para korban pun diingatkan untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing emosi. Sebab, tekanan mental justru dapat membuat seseorang mengambil keputusan finansial yang tidak rasional, seperti meminjam lagi dari pinjol lain atau menggunakan jasa penghapus data pinjol.
Baca Juga: Legal atau Ilegal? Simak Perbedaan Pinjol yang Harus Diketahui Sebelum Mengajukan Pinjaman
"Kuncinya adalah memahami bahwa sebagian besar ancaman ini hanya gertakan belaka," tegas Tools Pinjol.
Link Palsu Google Kontak untuk Gertak Korban
Sejumlah korban melaporkan mendapat pesan ancaman DC yang mengklaim telah meretas data kontak di ponsel. Salah satu contoh pesan yang beredar berbunyi:
"Lu ini el diam mau kabur bawa utang lo? Ini kan kontak semua HP kamu di situ ada url atau link contoh: https://conak.google.com. Jangan anggap ini main-main. Selesaikan sebelum masalah makin besar. Gue udah retas isi HP lu!"
Faktanya, link tersebut bukanlah alat peretasan, melainkan hanya mengarah ke halaman profil Google pengguna. "Ini hanya trik DC untuk menekan mental korban," jelas Tools Pinjol.
Baca Juga: Pinjol Pakai Data Busuk Bisa Cair? Ini Fakta SLIK OJK & Pusdapil 2025
Pinjol Legal dan Ilegal: Risiko Peretasan Data
Perbedaan utama antara pinjol legal dan ilegal terletak pada akses data:
- Pinjol legal tidak dapat menyadap atau meretas kontak pengguna.
- Pinjol ilegal seringkali memiliki akses tidak sah ke data ponsel, termasuk daftar kontak, galeri, bahkan riwayat pesan.