Sentil Program Barak Militer Dedi Mulyadi, Verrell Bramasta Dapat Balasan Pedas dari Bupati Purwakarta!

Senin 12 Mei 2025, 11:14 WIB
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN, Verrell Bramasta. (Sumber: Instagram/@bramastavrl)

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN, Verrell Bramasta. (Sumber: Instagram/@bramastavrl)

POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN, Verrell Bramasta turut memberikan kritik pada program barak militer yang diinisiasi oleh Dedi Mulyadi.

Melalui media sosial pribadinya, Verrell secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap kebijakan yang disebutnya tidak menyentuh akar permasalahan remaja bermasalah.

Dalam unggahannya itu, Verrell menyebut, kebijakan barak militer sebagai bentuk pembinaan bagi remaja justru berpotensi menimbulkan dampak psikologis yang lebih besar.

Ia mempertanyakan, efektivitas pendekatan tersebut dalam mengatasi permasalahan remaja.

"Banyak yang akhirnya bertanya apakah metode ini benar-benar efektif untuk mentackle akar permasalahan. Kita semua perlu melihat hal ini lebih mendalam," tulis Verrell.

Lebih lanjut, ia menegaskan, banyak anak yang berperilaku menyimpang bukan hanya karena kurang disiplin, tetapi bisa jadi karena pengaruh dari dinamika keluarga, tekanan sosial, atau masalah emosional yang belum terselesaikan.

Oleh karena itu, menurutnya, pendekatan yang digunakan seharusnya tidak semata-mata fisik dan militeristik.

"Dalam banyak kasus, perilaku menyimpang bagi para anak-anak muda atau remaja ini bukan hanya semata-mata karena soal disiplin yang lemah, tetapi bisa jadi juga ini adalah merupakan manifestasi dari dinamika keluarga, social pressure, ataupun masalah emosional yang belum tertangani," ujarnya.

Verrell juga mengutip regulasi yang berlaku dalam dunia pendidikan Indonesia.

Dia menyatakan, tidak ada satu pun pasal dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) yang mengatur soal pengiriman siswa ke barak militer sebagai bentuk pendidikan.

Selain itu, ia juga menyinggung Undang-Undang Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa anak yang menghadapi masalah hukum atau perilaku menyimpang merupakan anak yang membutuhkan perlindungan khusus.

Oleh karena itu, kata dia, penanganan anak-anak ini seharusnya dilakukan oleh lembaga profesional yang berkompeten, bukan institusi militer.

"Penanganannya seharusnya melibatkan banyak stakeholders seperti lembaga sosial dan pendidikan, konselor, pihak orang tua, ataupun berbagai stakeholders lainnya dan bukan melalui instansi militer," tegas dia.

Pihaknya sebagai wakil rakyat dari dapil yang bersangkutan menyebut, berkewajiban menyuarakan keresahan masyarakat dan memastikan kebijakan yang diterapkan betul-betul menyentuh esensi persoalan.

"Jangan sampai niat baik tidak selaras dengan cara yang tepat. Saya kira ini saatnya kita mengkaji ulang dan mengevaluasi program ini bersama," tutupnya.

Baca Juga: Matikan Fitur Ini di HP! Ternyata Begini Cara DC Pinjol Melacak Lokasi dan Alamat Rumah Nasabah Gagal Bayar

Balasa Pedas Bupati Purwakarta

Tak butuh waktu lama, kritik dari Verrell langsung mendapat balasan menohok dari Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein.

Saepul menyampaikan sindiran tajam kepada Verrell yang menurutnya terlalu teoritis dan minim aksi nyata.

"Ya ampun, Mas, Mas, Mas kan dapil sini. Mendingan turun deh, Mas. Mendingan lihat langsung deh daripada Mas berwacana," ucap Saepul dengan nada menyindir.

Saepul juga membantah klaim Verrell mengenai kekhawatiran para orang tua terhadap program barak militer.

Ia menyatakan, selama ini para orang tua justru antusias menitipkan anak-anak mereka dalam program pembinaan tersebut.

"Yang Mas maksud tuh yang pro kontra kekhawatiran tuh orang tua yang mana, Mas? Ini orang tuanya nitipin semua. Senang dititipin di sini," tambah dia.

Menanggapi kritik Verrell secara serius, Saepul bahkan melontarkan tantangan terbuka.

Baca Juga: Instruksi Kapolri Ratusan Preman, Juru Parkir Liar, dan Pelaku Balap Liar Disikat Polisi di Jateng

Dirinya mengusulkan agar anak-anak yang bermasalah dibagi menjadi dua kelompok, satu dibina dengan pendekatan Verrell, dan satu lagi tetap dengan metode barak militer.

"Ini kan ada yang mau masuk lagi 30 anak. Kita bagi dua aja deh, Mas. Mas ambil 15, didik dengan cara emas. Yang 15 lagi kita lanjutkan di barak militer. Yuk, Om Zein tantangin," ucapnya.

Di akhir pernyataannya, Saepul mengajak Verrell untuk terjun langsung ke lapangan ketimbang terus berbicara di media sosial.

"Lebih baik action, Mas. Daripada terus kita bikin wacana, ya," pungkasnya dengan tegas.

Berita Terkait

News Update