“Saya sangat menghargai kritik dan masukan. Tapi kalau ada dugaan mafia, mohon disertai bukti. Jangan hanya melempar inisial dan membuat gaduh publik,” ujar Erick kepada media.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga semangat sportifitas dalam kompetisi sepak bola, sembari memastikan bahwa langkah-langkah bersih-bersih terus dilakukan oleh PSSI bersama pihak berwenang.
Mafia Sepak Bola, Masalah Lama yang Belum Usai
Isu mafia sepak bola bukanlah hal baru dalam dunia olahraga Indonesia. Sejak era 1990-an, berbagai laporan tentang pengaturan skor, manipulasi pertandingan, hingga pengaruh bandar judi kerap mencuat. Namun penanganan terhadap isu ini masih dinilai setengah hati oleh publik.
Pada 2018 silam, Satgas Anti-Mafia Bola sempat dibentuk oleh Polri atas desakan masyarakat. Beberapa oknum PSSI pun sempat ditangkap. Namun, struktur praktik mafia yang terorganisir membuat permasalahan ini terus berulang.
Pernyataan Andre seolah membangkitkan kembali urgensi untuk menguak tabir gelap tersebut. Namun demikian, pertanyaan krusial yang masih menggantung adalah: apakah pernyataan itu diikuti dengan langkah hukum, atau hanya berhenti sebagai isu politik?
Dinamika Politik dan Sepak Bola: Motif Ganda?
Sebagai politisi senior Partai Gerindra dan figur publik, pernyataan Andre tidak dapat dilepaskan dari konteks politik.
Tidak sedikit yang menilai bahwa keberaniannya menyuarakan isu ini beririsan dengan posisi strategisnya sebagai anggota legislatif dan kedekatannya dengan elite nasional.
Namun, motif politik tersebut belum tentu menegasikan validitas substansi kritiknya. Justru dengan posisinya saat ini, Andre dianggap memiliki ruang pengaruh yang lebih besar untuk mendorong transparansi dan reformasi PSSI asal disertai bukti dan jalur hukum yang sahih.
Unggahan Andre Rosiade tidak hanya viral di kalangan media, namun juga memicu diskusi panas di kolom komentar.
Sebagian warganet mendukung penuh langkah Andre dan mendorong agar identitas lengkap mafia diungkap ke publik. Di sisi lain, tidak sedikit pula yang meragukan kejujuran dan motif pernyataan tersebut.
Komentar seperti “Ayo Pak Andre, jangan cuma koar-koar!” dan “Kalau berani, sebut nama lengkapnya dan laporkan ke polisi!” membanjiri unggahannya.
Baca Juga: Truk ODOL Masih Jadi Ancaman, Korlantas dan Pemerintah Sepakat Tingkatkan Penindakan Terpadu