Sebaliknya, pada tahun 1503, Paus Julius II terpilih hanya dalam beberapa jam.
Konklaf Paus Fransiskus pada tahun 2013 merupakan salah satu yang relatif cepat. Ia terpilih dalam waktu kurang dari dua hari, melalui lima putaran pemungutan suara.
Apakah konklaf 2025 akan berlangsung singkat atau berkepanjangan, semuanya kini tergantung pada kesepakatan di antara para Kardinal yang berasal dari berbagai negara, budaya, dan latar belakang teologis.
Habemus Papam: Kalimat Ikonik yang Dinanti
Saat akhirnya seorang Kardinal memperoleh suara dua pertiga, sebuah rangkaian prosesi akan berlangsung. Pertama, nama Paus baru diumumkan melalui kalimat ikonik di balkon Basilika Santo Petrus:
"Annuntio vobis gaudium magnum; Habemus Papam.”
Terjemahannya: "Aku mengumumkan kepada kalian sebuah sukacita besar; Kita memiliki seorang Paus."
Biasanya, dalam waktu satu jam setelah asap putih muncul, Paus baru akan tampil di balkon, memberikan salam, memberkati umat, dan menyampaikan pesan pertamanya sebagai pemimpin Gereja Katolik sedunia.
Mengapa Paus Baru Mengganti Nama?
Tradisi penggantian nama Paus bermula sejak abad ke-6. Seorang Paus baru biasanya memilih nama yang mencerminkan nilai, inspirasi, atau penghormatan terhadap Paus terdahulu.
Misalnya, Paus Fransiskus memilih nama tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap Santo Fransiskus dari Assisi simbol kesederhanaan dan pelayan kaum miskin.
Penggantian nama ini juga menandai transformasi spiritual dan simbolik, layaknya awal kehidupan baru dalam pelayanannya sebagai Uskup Roma dan pemimpin spiritual lebih dari satu miliar umat Katolik di dunia.
Tahapan Setelah Pemilihan: Penghormatan dan Ikrar Kesetiaan
Setelah Paus terpilih diumumkan dan tampil di hadapan umat, para Kardinal akan bergantian menyatakan sumpah setia dan memberikan penghormatan. Ini menandai kesatuan dan legitimasi jabatan Paus baru, baik secara teologis maupun kanonis.