JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pemprov Jakarta tengah menginisiasi program sekolah gratis untuk masyarakat sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan mencetak sumber daya manusia unggul.
Tahun ini, program tersebut akan diuji coba di 40 sekolah swasta di wilayah yang belum memiliki sekolah negeri.
Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menyambut baik program sekolah bebas biaya ini, meskipun ia menilai jumlah sekolah percontohan masih terbatas.
“Artinya, mau nggak mau, yang pasti gagal SPMB—sekarang kan namanya SPMB—jadi udah dipastikan SPMB itu ada 65 persen. Jadi yang kebagian bangku sama yang enggak kebagian bangku itu banyakan enggak kebagian bangku,” ujar Ubaid, Rabu, 7 Mei 2025.
Baca Juga: Disdik DKI Sebut 2.090 Sekolah Swasta Gabung Sekolah Gratis Mulai 2025
Ia menyoroti fakta bahwa sekolah negeri di jenjang SMA hanya mampu menampung sekitar 35 persen siswa. Sisanya, sebanyak 65 persen, harus beralih ke sekolah swasta yang memungut biaya.
“Nah, pertanyaan masyarakat itu bagaimana nasib anak-anak 65 persen yang nggak kebahagiaan bangku itu. Katanya kan pendidikan untuk semua. Kenapa bangkunya cuma 35 persen? Kalau 35 persen itu bukan semua, namanya pembatasan,” tegasnya.
Menurut Ubaid, jika Pemprov benar-benar ingin mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, maka semua anak harus mendapat akses yang setara tanpa sistem "rebutan kursi".
“Kalau pendidikan tanpa diskriminasi untuk semua itu berarti anak Jakarta yang gagal SPMB, lalu dia daftar ke sekolah swasta itu perlakuannya harus sama dengan anak yang diterima di negeri. Sama-sama tanpa dipungut biaya,” jelasnya.
Ketua Pansus Raperda Penyelenggaraan Pendidikan DPRD Jakarta, M. Subki, mengatakan bahwa wacana sekolah gratis sudah dibahas sejak lama di Komisi E. Tahun ini, program akan mulai diterapkan dengan 40 sekolah sebagai proyek percontohan.
“Bahwa memang di tahun 2025 ini sudah akan dimulai pencanangan pendidikan sekolah gratis di Jakarta. Pokoknya pengennya sekolah gratis,” kata Subki, Selasa, 6 Mei 2025.