Film Gowok Kamasutra Jawa: Fakta Tradisi Seksualitas Jawa yang Terlupakan, Ini Sejarahnya dalam Budaya Tradisional

Rabu 07 Mei 2025, 14:00 WIB
Penjelasan mengenai apa itu Gowok, mengenal tradisi Jawa kuno yang diangkat Hanung Bramantyo dalam film Gowok Kamasutra Jawa. (Sumber: YouTube/Cinepolis Indonesia)

Penjelasan mengenai apa itu Gowok, mengenal tradisi Jawa kuno yang diangkat Hanung Bramantyo dalam film Gowok Kamasutra Jawa. (Sumber: YouTube/Cinepolis Indonesia)

Meski memiliki nilai edukasi dalam konteks budaya Jawa, tradisi ini menuai kritik sejak masa kolonial Belanda. "Orang Belanda menganggap gowok sebagai praktik hina, hanya dipertahankan oleh kaum priyayi," ujar Ahmad Rushanfichry, pemerhati sejarah Jawa.

Seiring menguatnya pengaruh Islam dan modernisasi, tradisi ini perlahan menghilang pasca-tahun 1960-an. Beberapa cerita roman bahkan menceritakan kisah memalukan di mana calon pengantin pria justru jatuh cinta pada gowok-nya, menimbulkan aib keluarga.

Film "Gowok Kamasutra Jawa": Kisah Cinta Terlarang di Balik Tradisi

Film ini tidak hanya mengangkat sejarah tradisi gowok, tetapi juga menyuguhkan drama cinta terlarang antara seorang gowok (diperankan oleh Raihaanun) dan calon pengantin pria (Reza Rahadian).

"Ini bukan sekadar film tentang seksualitas Jawa, tapi juga pertarungan antara hasrat dan kehormatan," jelas Hanung Bramantyo dalam wawancara eksklusif dengan Kompas.com.

Selain Reza Rahadian dan Raihaanun, film ini juga dibintangi oleh deretan aktor ternama seperti Lola Amaria, Devano Danendra, dan Donny Damara. Diproduseri oleh Raam Punjabi (MVP Pictures), Gowok Kamasutra Jawa sebelumnya telah dipamerkan di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025, bersaing dengan 12 film internasional lainnya.

Baca Juga: Sinopsis Film Gowok Kamasutra Jawa dari Hanung Bramantyo yang Disebut-sebut Mirip Film Jan Dara Thailand

Reaksi Netizen: Antara Penasaran dan Kekhawatiran

Sejak trailer-nya dirilis, tagar GowokAdalah ramai diperbincangkan di media sosial X (yang dulunya Twitter). Beberapa netizen mengaku penasaran dengan tradisi yang jarang diungkap ini, sementara yang lain khawatir film ini akan "meromantisasi praktik prostitusi terselubung."

"Ini bagian dari sejarah Jawa yang jarang dibahas. Tapi, apakah Hanung bisa menghadirkannya tanpa sensasi berlebihan?" tanya @SejarahJawa_.

Sementara itu, @BudayawanNusantara menulis: "Gowok adalah warisan budaya kompleks. Semoga film ini tidak sekadar eksploitasi, tapi memberi perspektif mendalam."

Tayang 5 Juni 2025

Dengan segala kontroversi dan rasa penasaran yang mengelilinginya, Gowok Kamasutra Jawa diprediksi akan menjadi salah satu film Indonesia paling banyak dibicarakan tahun ini.

Apakah Hanung Bramantyo berhasil menghidupkan kembali tradisi yang nyaris punah ini dengan bijak? Atau justru memantik polemik baru? Nantikan jawabannya di bioskop mulai 5 Juni 2025 mendatang.

Berita Terkait

News Update