POSKOTA.CO.ID - Dunia perfilman Indonesia kembali diguncang kontroversi menyambut rilis film Gowok Kamasutra Jawa karya Hanung Bramantyo.
Film yang dijadwalkan tayang 5 Juni 2025 ini memicu perdebatan sengit di media sosial, dengan warganet berbondong-bondong mencari tahu makna di balik kata "gowok" yang menjadi judul film.
Tak sedikit yang penasaran dengan pertanyaan mendasar, Apa sebenarnya gowok itu? Tradisi kuno Jawa ini ternyata menyimpan sejarah panjang sebagai bentuk pendidikan seksual sebelum pernikahan.
Sekaligus menyisakan kontroversi yang masih relevan hingga kini. Film ini diyakini akan mengangkat sisi gelap sekaligus romantisme dari praktik budaya yang nyaris punah tersebut.
Gowok: Tradisi Pendidikan Seksual yang Hampir Punah
Gowok adalah, dalam budaya Jawa tradisional, "gowok" merujuk pada seorang perempuan yang bertugas melatih calon pengantin pria dalam hal kehidupan rumah tangga, termasuk hubungan intim.
Tradisi ini populer di wilayah Banyumas pada awal abad ke-20, meski asal-usulnya diperkirakan sudah ada sejak masa kerajaan Jawa.
Dyah Siti Septiningsih, peneliti budaya Jawa, dalam jurnal Psycho Idea (2010), menjelaskan bahwa "gowok adalah seorang perempuan, biasanya mantan ronggeng berusia 23-30 tahun, yang bertugas memberikan pemahaman seksual kepada lelaki yang akan menikah."
Proses pergowokan dimulai setelah lamaran diterima. Keluarga calon mempelai pria memilih seorang gowok untuk mengajari anak mereka tentang:
- Tata cara memperlakukan istri
- Pengetahuan tentang tubuh perempuan
- Teknik hubungan suami-istri berdasarkan kitab Jawa kuno seperti Centini dan Nitimani
Selama masa pelatihan, calon pengantin pria tinggal bersama gowok selama beberapa hari, layaknya suami-istri. Tradisi ini dianggap sebagai "sekolah pernikahan" sebelum seorang lelaki benar-benar membina rumah tangga.